Mengapa kita harus mempelajari sejarah film? Di seluruh dunia film
menjadi sebuah hiburan yang paling menarik untuk dinikmati. Banyak orang
menonton film-film hiburan, „film seni‟, dokumenter, kartun, film
eksperimental, atau film pendek mengenai pendidikan. Mereka bisa
menonton film hampir disetiap tempat yang mereka inginkan. Penonton film
semakin bertambah seiring dengan berkembangnya keberadaan satelit, tv
kabel, internet atau perkembangan jenis video seperti DVD yang bisa
melakukan playback. Film dipercaya menjadi sebuah media yang paling
besar dapat memberikan pengaruh bagaimana kita menjalani hidup. Bukan
hanya karena film dapat mengingatkan anda akan sebuah memori kehidupan.
Anda dapat mengingat sebuah masa perubahan hidup anda seperti yang
ditayangkan oleh pemeran di film yang anda tonton. Dengan begitu film
tidak hanya mempengaruhi bagaimana kita hidup tetapi juga mempengaruhi
cara berfikir kita. Film dapat membuat kita kembali berfikir sejenak
akan sesuatu yang telah kita lewati, memasuki dan mengerti budaya yang
berbeda, dan menambah pengalaman estetis melalui keindahan yang
disajikan oleh sebuah film. Dengan mempelajari film-film lama dan
sejarahnya, kita dapat mengetahui bagaimana cara orang berfikir dari
waktu ke waktu. Sejarah film adalah lebih dari sekadar objek filmnya
saja. Ditambah dengan kita mengetahui bagaimana film dibuat dan diterima
masayarakat, kita bisa membedakan tingkatan pilihan yang ada bagi
pembuat atau penikmat film. Dengan mempelajari kebudayaan dan pengaruh
sosial pada film, kita dapat melacak jejak isu-isu yang sedang
mempengaruhi masyarakat pada jamannya. Ketertarikan masyarakat akan hal
tersebut diatas membuat banyak film-film lama kembali dicari dan bahkan
dibuat kembali. Menonton film lama akan menambah pengalaman yang
menabjubkan. Karena film lama dalam pembuatannya sangat jauh berbeda
dengan situasi dan kondisi yang kita alami sekarang.
Maka sejarah film lebih mengacu pada masalah narasi besar tentang fakta
yang terjadi pada jaman dahulu ditambah dengan bukti-bukti yang tersisa.
Sejarah film menerangkan tentang perbedaan perspektif bagaimana film
tersebut dibuat, dan perbedaan daya tarik dan tujuan dari film itu
sendiri. Apa yang dilakukan sejarawan film? Sejarawan film selalu
mengumpulkan bukti-bukti yang didapat. Menghubungkan fakta satu dengan
yang lainnya. Bisa jadi sebuah fakta menjadi pusat analisa atau hanya
sebagai penunjana tambahan dari fakta yang ada. Seperti contoh,
ditemukan sebuah film yang dibintangi oleh Francesca Bertini. Tanpa
judul atau penjelasan lain. Lalu sejarawan mulai mengurai dan
menghubungkan fakta lain dari perjalanan karir Bertini atau dimulai dari
perkembangan film Italia. Dengan begitu akan didapat penjelasan lain
yang mendukung fakta tersebut. Sejarah Film sebagai Deskripsi dan
Penjelasan Seorang penulis sejarah bisa memulai analisanya dengan sebuah
pertanyaan yang mendasar. Sebagai contoh dari satu film komedi Amerika
yang ditemukan seorang sejarawan bisa mulai mengumpulkan informasi.
Menginvestigasi film tersebut, dan mulai mencari daftar gambar komedian
di Hollywood trade press, dan mempelajari dialek berbahasa dalam selera
humor Amerika. Hal yang kedua, sejarawan perlu mengetahui argumen
tambahan atas dasar apa film itu dibuat sebagai fakta tambahan. Seperti
bagaimana sebuah film yang dikerjakan seorang sutradara dapat
mempengaruhi film lainnya. Bagaimana film tersebut mempengaruhi film
yang lainnya dalam satu perusahaan produksi. Penulis film mengerjakan
pekerjaannya seperti layaknya penulis kritik seni atau politik. Dalam
setiap review penulisannya memerlukan sekilas argumen atau asumsi dasar
bukan hanya sekadar menampilkan fakta-fakta. Fakta/ Bukti-bukti
Sebuah penulisan sejarah harus berdasarkan bukti-bukti faktual. Bisa
diambil dari sumber-sumber tertulis (buku-buku, majalah, jurnal-jurnal
perdagangan, berita-berita koran), sumber tertulis yang tidak
terpublikasi (laporan-laporan resmi, surat-surat, catatan-catatan,
dokumen-dokumen produksi, naskah-naskah, atau surat keterangan).
Sejarawan juga perlu
mengetahui perkembangan lebih lanjut tentang kamera, perekam suara, dan
peralatan film lainnya. Selain itu perlu dipelajari juga penggayaan
pengambilan film secara visual. Klasisfikasi penggayaan ini akan
memudahkan penentuan dari mana fil ini berasal. Bahkan bisa membedakan
durasi film rata-rata hingga tema-tema yang biasa diambil. Fakta yang
berhubungan langsung seperti waktu, catatan tertuli, atau penonton
adalah sebagai fakta primer. Pembahasan mengenai periode perkemangan
film dari sejarawan lain dianggap sebagai sumber sekunder. Menjelaskan
Masa Lalu: Pendekatan Mendasar Daftar standarnya antara lain: Catatan
Biografi: difokuskan pada sejarah kehidupan individu. Perkembangan
Industri dan Ekonomi: difokuskan pada praktik bisinis. Sejarah Seni/
Estetik: difokuskan pada „film art‟ atau film seni (bentuk, penggayaan,
jenis/kategori). Catatan Teknologi: difokuskan pada material dan
mekanikal dari kelengkapan peralatan film. Perkembangan Sosial/ Budaya/
Politik: difokuskan pada peran sebuah bioskop/sinema pda komunitas yang
luas/besar. Setiap unsur akan mempengaruhi unsur yang lainnya. Hingga
bukan hanya satu fakta sejarah namun sejarah-sejarah dari berbagai sudut
pandang yang terintegrasi. Menjelaskan Masa Lalu: Pengolahan Fakta
penjelasan historis akan mengandung hal-hal dibawah ini: Kronologis
Adalah sebuah penjelasan secara deskriptif mengenai sejarah film itu sendiri. Rinci dan teratur sesuai masa. Kausalitas
Penjelasan dari pertanyaan bagaimana dan kenapa dari sebuah proses awal
pembuatan film, penyebaran film, hingga efek setelah film itu ditonton
pada sebuah individu atau
masyarakat luas. Bisa jadi juga penjelasan mengenai sebuah latar
belakang/alasan individu atau latar belakang kelompok/firma. Alasan
individu diambil dari apa yang terjadi didalam hati. Bagaimana sebuah
subjek pikirkan dan rasakan yang meyebabkan seluruh proses terjadi.
Latar belakang kelompok yang memiliki aturan, struktur dan standar
menjadi faktor yang mberpengaruh. Sebuah kelompok bisa memprotes gerakan
perang yang dilakukan pemerintah melalui film yang mempengaruhi.
Pengaruh-pengaruh
Setiap elemen pada dunia film baik penikmat dan pihak yang memproduksi
akan saling mempengaruhi. Bagaimana cara penikmat menonton akan
mempengaruhi produksi sebuah film. Begitu juga bagaimana film itu dibuat
akan mempengaruhi cara befikir penikmat. Trend dan Generalisasi
sejarawaan harus menjawab bagaimana sebuah trend bisa muncul pada
masanya. dengan begitu kita mampu mengeneralisasikan fakta. Fakta-fakta
tidak penting dan yang tidak berhunbungan dengan fenomena trend pada
saaat itu bisa begitu saja dibuang. Sehingga deskripsi yang diterangkan
akan lebih koheren. Periode/ Masa
Sejarawan akan selalu memperhatikan pada periode kapan film itu
diproduksi. Apakah dibagi berdasarkan abad atau dekade (abad ke-19, abad
ke-18, atau tahun 1920 dengan tahun 1910). Apakah juga dipengaruhi dari
luar film itu sendiri (pra-PD 1, masa PD1, post-PD1, dst). Pembedaan
masa akan mempengaruhi penjelasan selanjutnya. Hal ini disesuaikan
dengan bahasan yang diangkat. Signifikansi
Signifikasi berdasarkan 3 kriteria: Kehebatan intrinsik: beberapa film
sederhana dapat menghadirkan kehebatan artistik yang luar biasa.
Film-film tersebut kaya makna, menggerakkan hati, menggugah pikiran dan
lainnya. Sedikitnya film tersebut telah mengambil peran dalam
perkembangan sebuah film. Pengaruh: sebuah film bisa mengubah atau
memberikan pengaruh pada film lainnya. Sebuah film dapat memposisikan
diri pada sebuah genre baru dan membedakan film tersebut dengan film
lainnya. Pembedaan yang sengaja dibuat biasanya sengaja dilakukan
setelah melihat peredaran film yang telah ada sebelumnya. Pengaruh
seperti inilah yang juga berpengaruh pada pencatatan sebuah sejarah
film. Dari semua pengenalan tersebut diatas penulisan sejarah film bukan
hanya bercerita secara deskriptif.
BAB I PENEMUAN DAN AWAL PERKEMBANGAN BIOSKOP, 1880 – 1904. Pada abad ke
19 terlihat perkembangan yang pesat dari bentuk visual sebagai budaya
populer. Industri banyak memproduksi lentera bergerak/ diorama, buku
kumpulan foto-foto, dan ilustrasi fiktif. Pada masa itu pula berkembang
jenis hiburan yang dapat dinikmati secara visual. Sirkus, “freak shows”,
taman hiburan, dan pagelaran musik seringkali berkeliling dari kota ke
kota sebagai tontonan yang terbilang murah. Produksi dan biaya
perjalanan yang tinggi tidak seimbang secara ekonomis. Bioskop muncul
sebagai suatu alternatif hiburan yang mudah, dengan cara yang lebih
sederhana dalam menyajikan hiburan diantara masyarakat luas. Bioskop
awalnya ditemukan. pada tahun 1890-an. Muncul pada masa revolusi
industri sama halnya seperti masa kemunculan telepon, phonograph, dan
automobil. Bioskop menjadi peranti teknologi yang menjadi basis industri
yang lebih besar lagi. Masa Pra-Gambar Bergerak/ Motion Pictures
Awalnya ilmuwan menemukan fakta bahwa manusia sangat tertarik pada
sesuatu yang bergerak, namun tidak dapat jelas melihat jika pergerakan
itu lebih dari 16 gerakan per detik. Berdasarkan penemuan ini dibuatlah
sebuah mainan bergerak semacam diorama yang memproyeksikan bayangan
sebuah gambar. Lalu berkembanglah alat-alat lain yang menjadi prinsip
dasar sebuah bioskop kelak. Antara lain:
- Pada 1832 Fisikawan Belgia Joseph Plateau dan profesor geometri
Austria Simon Stampfer menemukan Phenakistoscope. Lalu setelah itu
ditemukan juga Zoetrope pada 1833. Prinsip yang sama dari kedua mainan
ini yang nantinya digunakan pada film.
- Satu hal yang sangat penting bagi penemuan bioskop adalah kemampuan
fotografi yang bisa mencetak gambar pada bidang datar. Foto tersebut
dicetak pada lempeng kaca oleh Claude Niépce di tahun 1826. Lalu
diproyeksikan per lempeng untuk setiap gerakan. Proses ini memakan waktu
beberapa menit setiap frame-nya.
- Henry Fox Talbot memperkenalkan negatif terbuat dari kertas.
- Selanjutnya George Eastman di tahun 1888, menemukan stil kamera yang
mampu menghasilkan foto diatas rol kertas halus dan sensitif/sensitized.
Kamera ini dinamai Kodak, fotografi sederhana hingga orang awam pun
mampu menggunakan kamera ini.
- Tahun berikutnya Eastman menemukan rol film seluloid yang transparan untuk stil kamera.
- Pada tahap akhirnya dikembangkan pula mesin proyeksi intermiten yang
mengkoordinasikan pergerakan rol selulosa dan mengatur cahaya.
- Pada tahun 1890-an berdasarkan kondisi teknis bioskop resmi ada.
- Pada 1891 Thomas Edison dan seorang asisten W. K. L. Dickson menemukan
alat yang baik untuk menampilkan rol selulosa dengan menggabungkan
Kinetograf dan Kinetoscope. Dickson memotong rol Eastman selebar 1 inchi
(35 millimeters). Dickson pun melubangi rol disetiap kanan kiri, 4
lubang pada setiap framenya. Lubang ini dapat ditarik gigi pemutar pada
kinestoscope.
- Lalu Edison mengembangkan Phonograf buatannya untuk dapat mendengarkan
rekaman suara berbarengan dengan putaran rol selulosa. Mendengarkan
phonograf ini menggunakan alat bantu earphone.
KONTRIBUSI ORANG-ORANG EROPA Dua bersaudara yang paling berpengaruh
dalam mengembangkan penayangan rol selulosa menggunakan proyektor adalah
Germans Max dan Emil Skaldanowsky. 1895, 1 November, mereka
mempertunjukkan film berdurasi 15 menit pada sebuah teater di Berlin.
1897, mereka tur keliling Eropa namun sayangnya tidak bisa mendirikan
perusahaan produksi yang stabil. Lumiére bersaudara, Louis dan Auguste.
Dua bersaudara ini medirikan perusahaan bernama Lumiére Fréres di Lyon
Perancis, sebagai salah satu perusahaan terbesar dalam memproduksi plat
fotografi. Mereka menemukan sistem proyektor yang membuat bioskop mampu
meluas secara internasional. 1894, mereka mendesain kamera mungil yang
elegan Cinématographe yang menggunakan 35mm rol selulosa, dan mekanika
intermiten yang logika kerjanya seperti mesin jahit. 1894, Oktober,
Kinestoscope buatan Edison menjalani pemutaran perdana filmnya di
Inggris.
1895, 22 Maret, mereka berhasil menampilkan film “Workers Leaving The
Factory” di gedung Société d’Encouragement á l’Industrie Nationale di
Paris.
1896, 20 Februari meeka berhasil mendirikan cabang perusahaan mereka di
London. R. W. Paul R. W. Paul membuat perlatan ekstra untuk alat
Kinestoscope. Sayangnya alat tersebut tidak dipatenkan di luar AS, maka
Paul bisa dengan bebas menduplikasi Kinestoscope. 1895 Maret, Paul dan
partnernya Birt Acres memiliki kamera fungsional yang baik. namun
partener ini terpecah. Paul berkonsentrasi mengembangkan kamera
sementara Acres mengembangkan proyektor. 1896, 14 Januari, Acres
berhasil mempertontonkan film pertamanya pada Royal Photographic Society
salah satu judulnya adalah “Rough Sea at Dover” yang menjadi salah satu
film yang terkenal untuk pertama kalinya. Paul terus mengembangkan
kamera dan menciptakan proyektor. Alat Paul digunakan untuk menampilkan
film-film Acres. Tidak seperti penemu lain, Paul menjual alat tersebut
untuk banyak bioskop daripada meminjamkannya. Sutradara yang sangat
berpengaruh pada masa itu adalah Georges Méliés. PERKEMBANGAN DI AMERIKA
Woodville Latham dan anaknya Otway dan Gray 1894, mereka memulai
mengembangkan kamera dan proyektor. 1895, 21 April, meeka mengenalkan
satu film ke seorang wartawan dan berhasil membuka teater kecil di bulan
Mei. Gambar yang dihasilkan redup dan dinilai kurang berhasil. 1912,
Mereka berhasil menciptakan „Latham Loop‟ yang bisa membuat durasi film
lebih panjang dan mengurangi tegangan klise. Alat ini hampir digunakan
di banyak kamera dan proyektor hingga kini. C. Francis Jenkins dan
partnernya Thomas Armat 1895, bulan Oktober di Atlanta, mereka
memamerkan pemutaran film Kinestoscope dengan proyektor Phantoscope
pertama ciptaan mereka. 1896, 23 April, Armat menggunakan proyektor
ciptaannya untuk menampilkan film di Koster and Bial‟s Music Hall di New
York. Proyektor ciptaannya tersebut dinamai Edison‟s Vitascope karena
memang alat tersebut diproduksi dan diperbanyak oleh perusahaan Edison.
Herman Casler
Pada awalnya Casler tidak mengembangkan rol selulosa berproyektor
melainkan film “intip” yang hanya bisa dilihat secara individual. Akhir
1894, beliau mematenkan Mutoscope, alat yang menggunakan kartu-kartu
yang digerakkan. Dengan partner lainnya dia mendirikan American Mutoscpe
Company. 1896, konsumen film “intip” menurun. Maka Casler dan rekannya
Dickson mulai mengembangkan rol selulosa berproyektor. 1897, perusahaan
mereka sangat maju dan terkenal. Mereka dapat menghasilkan gambar yang
sangat baik dan tajam. Alat mereka menggunakan klise rol selulosa
berukuran 70mm yang dapat menghasilkan gambar lebih besar. 1897,
penemuan dan pengembangan bioskop bisa dikatakan berhsail menuju
puncaknya. Meskipun terdapat penemuan-penemuan yang berbeda di berbagai
belahan dunia. AWAL PERKEMBANGAN PEMBUATAN FILM DAN PERTUNJUKAN
- Industri film pada awalnya hanya menampilkan cerita nyata atau non fiksi.
- Berkembang film jenis Scenics, yang seringkali menampilkan pemandangan alam atau daerah tertentu secara panorama.
- Berkembang juga jenis pertunjukan berita.
- Recreated film, atau film yang dibuat setting di dalam studio. Setting tersebut dibuat mirip dengan aslinya.
- 1895, Film fiksi pertama dibuat oleh Lumiéres berjudul Arroseur arrosé dengan sedikit komedi.
Membuat Program yang Menarik
- Dibuatnya banyak variasi jenis film dalam satu pertunjukan.
- Kebutuhan aakan varian ini jenis film fiksi berkembang bertahap.
- Mengambil sudut pandang/ angle yang berbeda.
- Mengkombinasikan berbagai gaya film dalam satu cerita film.
- Backsound musik yang dibuat menarik dan disesuaikan dengan tema.
- Pembuatan credit title atau intetitle semenarik mungkin sebagai penjelas tambahan dari cerita yang bisa dibaca.
Perkembangan Industri Film Perancis
- Tonggak perfilman Perancis berada di tangan Lumiére. Lumiére
mengembangkan industri ini ke berbagai daerah. Lumiére selalu
meminjamkan peralatan bioskop beserta operator ahli yang bisa
diandalkan.
- Di tahun 1896, Lumiére berkembang hingga Spanyol, Mesir, Itali, Jepang, dan negri lainnya.
- Operator yang cukup terkenal Eugéne Promio mampu menyegarkan
pengambilan angle gambar dari sebuah kamera tanpa meninggalkan tripod
yang digunakan.
- Lumiére selalu mencari pasar yang potensial, maka perusahaan ini
selalu menghindari negara-negara kecil. Tak heran negara-negara kecil di
dunia terlambat menganal industri perfilman karena ekspansi awal yang
tidak merata.
Charles Pathé
- Pada 1890 ia adalah seorang penjual peralatan perfilman sekaligus eksibitor pertunjukan film.
- 1895 ia membeli alat tiruan buatan R. W. Paul dan terus mengembangkan usaha prtunjukannya.
- 1901 ia berkonsentrasi pada pembuatan atau produksi film, dan berhasil meraup keuntungan yang besar.
- 1904 hingga 1905 pertunjukkannya meluas hingga ke luar negri seperti
London, New York, Moskow, Berlin, St. Petersburgh. Perusahan Pathé ini
dengan cepat terkenal di seluruh dunia.
Léon Gaumont
- 1897 ia mulai memproduksi film.
- 1905 ia mendirikan studio produksi dan bekerjasama dengan sutradara Louis Feuillade.
Inggris dan The Brighton School
- 1896, Pertunjukan film mulai berkembang di Inggris. Film buatan
Edison‟s pictures diduplikasi dan dijual secara besar-besaran. Sedang
Edison banyak mengambil keuntungan dengan cara meniru film-film Perancis
dan Inggris.
- 1895-1897 adalah masa kejayaan pertunjukan film / atau bioskop di Inggris.
- 1898 Industri film sempat menurun. Namun pemulihan kembali terasa
sejak adanya konflik antara Spanyol – Amerika. Hal ini mengakibatkan
banyak orang yang ingin tau perkembangan konflik tersebut mealui
tayangan pertunjukan jenis berita.
- Perusahaan Passion Play membuat film tentang kehidupan Jesus yang memulihkan kembali daya tarik perfilman Inggris.
- 1898 Industri film Amerika mengalami kestabilannya, karena banyak film-film dipertontonkan di bioskop vaudeville.
- American Mutoscope Company menjadi salah satu perusahaan yang terbesar
di Amerika. Berubah nama menjadi American Mutoscope & Biograph
(AM&B).
- 1897, American Vitagraph oleh Stuart Blackton dan Albert Smith sebagai
perusahaan peiklanan yang mulai memproduksi film. Pada akhirnya mulai
mencoba membuat beberapa film animasi untuk pertama kalinya di kancah
dunia perfilman.
- Edwin S. Porter dan Edison‟s Mainstay terus memproduksi berbagai jenis
film dan mengembangkan teknis produksi film pada pertimbangan estetis
dan visual.Dikenal akan ahlinya dalam membuat film fiksi, penuh fantasi,
dan dapat membuat suasana yang melodramatik.
- 1904, adalah masa kejayaan film-film fiksi.
- Di negara lain seperti Spanyol ada Eugéne Promio sebagai seseorang yang mengembangkan film di negri tersebut.
BAB 2
PERLUASAN DAN PERKEMBANGAN CINEMA INTERNASIONAL. 1905 – 1912 Setelah
1905 durasi film bertambah panjang. Menggunakan banyak pengambilan
gambar dengan cerita yang semakin kompleks. Masa in adalah masa
perubahan yang ekstensif dalam sejarah film dan penggayaan dalam
perfilman. Produksi Film Eropa Perancis: Pathé versus Gaumont
- Selama masa ini industri film Perancis masih merupakan industri film
yang terbesar. Setiap filmnya selalu menjadi film yang paling sering
diputar di berbagai bioskop di banyak negara. Jumlah penontonnya tidak
pernah sedikit. Filmnya selalu dicoba untuk ditiru dari berbagai sisi.
- Pathé dan Gaumont menjadi dua firma yang kokoh di Perancis dengan perkembangan yang pesat.
- 1905-1906 perusahaan film Pathé dan Gaumont mencoba mengembangkan
usaha dengan integrasi vertikal. Satu perusahaan dapat mengontrol
produksi, mendistribusi, dan mempertunjukkan film sekaligus. Hal ini
banyak juga ditiru oleh firma lain.
- 1905 Pathé memperkerjakan 6 orang filmmaker, masing-masing bisa
memproduksi 1 film dalam 1 minggunya. Sehingga Pathé sangat produktif.
- 1903 – 1904 Pathé menggunakan teknik stencil untuk mewarnai rol
selulosa yang menghasilkan film berwarna. teknik ini adalah teknik
pewarnaan per bagian yang ingin diwarna dengan terlebih dulu membuat
pola dari gambar yang diinginkan. (Color Plate)
- Selain berusaha mengembangkan integrasi vertikal, firma-firma di
Perancis juga mengembangkan integrasi horisontal. Dalam hal ini adalah
bagaimana mendistribusikan film, dan penyebaran pengaruh film itu
sendiri.
- 1909 – 1911, firma film Perancis yang berada di Moskow menguasai perkembangan film di Rusia.
- Kejayaan Pathé dan Gaumont memicu munculnya firma lain yang berskala kecil di dunia film Perancis.
- 1910 Industri Film Perancis berjaya dan menguasai dunia. Pada saat
yang bersamaan film Perancis sedang menghadapi tantangan dari Amerika
yang juga sedang mengembangkan industri filmnya.
Produksi Film Italia
- Industri film di Italia perkebangannya dimulai pada tahun 1905.
- Produksi berpusat pada firma di Cines Film milik Turin Ambrosio (1905), Itala (1906).
- Film Italia banyak mengadopsi dan meniru penggayaan film Perancis, dan
dipertontonkan di pameran-pameran atau pusat keramaian lainnya.
- 1910, Giovanni Pastrone membuat film Il Cadata de Troia (The Fall of
Troy) yang sangat sukses di pasaran. Film inilah yang memicu kemunculan
trend baru di negara Italia yang lebih mengkhususkan diri dalam produksi
film epik yang bermodal mahal.
- 1909 Salah seorang sutradara yang sangat terkenal adalah André Deed.
Denmark
- Berpusat di Copen Hagen dan Ole Olsen sebagai pelaku utama industri.
- 1906, membentuk perusahaan produksi Denmark yaitu “Nordisk”.
- 1907, Lion Huntmembuat film fiksi juga membuat film tentang safari.
Film safari ini sangat terkenal karena merupakan film pertama yang
berani menyorot adegan gerak dari seekor singa betulan.
- Ole Olsen juga membuat rumah produksi film yang terbuat dari kaca.
Material kaca yang transparan dapat menyinari dan memberikan cahaya
matahari untuk pengambilan gambar indoor.
- Asta Nielsen adalah seorang artis yang terkenal.
- Hingga Perang Dunia 1 Denmark pada akhirnya menghentikan distribusi filmnya ke luar negri.
Negara-negara Lain Produksi film di Jepang juga berkembag pesat sejak
1908. Jepang memiliki gayanya sendiri karena setiap peran akting yang
ada dipengaruhi dari budaya seni peran Kabuki ciri khas Jepang. Sedang
di Jerman, industri film lokal tidak berkembang hingga tahun 1913. Hal
ini dikarenakan sebelumnya firma film Pathé dari Perancis telah
menguasai industri perfilman Moskow.
PERJUANGAN UNTUK MEMPERLUAS DAN MENGEMBANGKAN INDUSTRI FILM AMERIKA
Sebelum Perand Dunia I terpecah, industri film di Amerika belum
menguasai industri film dunia.
- 1905 – 1912 adalah masa dimana banyak tumbuhnya produser Amerika,
perluasan distribusi dan maraknya eksibitor film. Tempat yang terkenal
adalah Vaudeville theaters.
The Nickelodeon Boom
- 1905 Amerika memulai industri perfilmannya dengan munculnya teater lokal. Disini pula Nickelodeon menampilkan film-filmnya.
- 1905 – 1907 Nickelodeon berkembang di pertunjukkan di bioskop.
Menampilkan program pendek berdurasi 15 menit, dan masuk dalam genre
naturalis. Penampilan Nickelodeon sangat disukai karena sering diiringi
backsoud musik yang bisa didengarkan melaui phonograph atau terkadang
diiringi piano secara langsung. Nickelodeon mampu menghasilkan 3 program
berbeda tiap minggu yang berarti sama dengan 450 judul tiap tahun.
- Di saat yang sama Amerika tetap banyak mengimpor film dari luar negri.
- Laemmle pendiri Universal Studio membuka Nickelodeon pertama di Chicago pada 1906.
- The Warner Brothers memulai usahanya sebagai perusahaan eksibitor
nickelodeon. Para mantan eksekutif Nickelodeon banyak mendirikan
perusahaan dan karya yang berjaya hingga sekarang.
- Louis B. Mayer sebagai salah satu pendiri MGM film (Metro – Goldwyn – Mayer) mendirikan bioskop di Haverhill, Massachusetts.
- Adolph Zukor pendiri Nickelodeons selanjutnya memimpin Paramount Pictures.
- William Fox mendirikan 20th Century Fox. Para eksekutif inilah yang
pada nantinya memperkuat formasi dari struktur perfilman Hollywood
hingga dapat menguasai pasar dunia.
Persaingan Perusahaan Major dengan Perusahaan Indie (Indipendent) 1907 – 1908
- Edison vs AM&B. Diawali dengan adanya tuntutan dari Biograph
Association of License yang mengharuskan produksi film yang berlisensi
saja yang dapat
didistribuskan. Hal ini membuat kecemburuan yang membuat dua jenis perusahaan indie vs major berseteru.
- 1908. Keadaan mampu berangsur pulih dengan didirikannya Motion Picture
Patents Company (MPPC) yang meminimalisasikan film import untuk
memperbanyak penikmat film di Amerika. Sekaligus memperluas jumlah lahan
film Amerika yang dapat didistribusi dan dinikmati oleh rakyatnya
sendiri.
- MPPC juga mengontrol aspek produksi, distribus dan eksibisi film karya Amerika secara keseluruhan.
- Eastman Kodak hanya mau menjual rol filmnya kepada MPPC, ditambah
dengan uang ekstra dari MPPC untuk pelayanan eksklusif Kodak.
- MPPC membentuk sistem oligopoli di AS. Jadi hanya sedikit pengaruh
perusahaan luar negri untuk menguasai pasar di AS. Perusahaan kecil yang
ada di Amerika yang bukan anggota MPPC harus membayar pajak tertentu.
- 1909 MPPC menjadi perusahaan yang tangguh dn menjadwalkan pertunjukkan film secara berkala.
1909 – 1915
- Ada 8000 teater di Amerika, tapi hanya 2000 yang patuh membayar pajak
dan tidak membeli lisensi pada MPPC. 2000 teater inilah yang kemudian
disebut teater indie.
- April 1909 Carl Laemmle yang menjalankan distribusai terbesar di
Amerika. Ia mengembalikan ijin lisensinya ke MPPC. Lalu mendirikan
Independent Motion Picture Company (IMP) yang nantinya menjadi basis
dari Universal Studio.
- Perusahhan indie lain adalah Solax (oleh Alice Guy Blache), New York
Motion Picture Comp. (Thomas H. Ince sbagai produser penting di masa
1910).
- 1909 &1911 MPPC mulai menuntut studio-dtudio yang tidak memakai
lisensi darinya. Namun keseluruhan tuntutan yang dilancarkan tidak
pernah berbuah hasil. Hal ini semakin menunjukkan kesalahan manajemen di
tubuh MPPC.
- 1910 banyak anggota MPPC mendirikan perusahaan oligopoli baru yang
lebih baik. Pada akhirnya dapat mendasari berkembangnya industri film
Hollywood.
Tekanan Sosial dan Self Censorship
- Pemerkosaan dan Perampokan
- Berawal dari Nickelodeon Boom yang sering mempertontonkan pemerkosaan
dan pembunuhan. hal tersebut memicu tekanan sosial dari masyarakat
karena dampak negatif yang dapat ditimbulkan.
- Akhir 1908 Gubernur negara bagian New York menutup banyak kota yang
mempertontonkan Nickelodeon. Badan Penyensoran Film pada bulan Maret
1909 mengajukan hal ini agar dapat disetujui sebagaiperaturan negara.
MPPCmendukung pergerakan ini secara finansial.
- 1915 adalah tahun dimana pemerintah Amerika menyetujui ajuan hukum sensor pada film.
- MPPC dan firma indie pada akhirnya berusaha merubah image film yang
mereka produksi. Mereka banyak memproduksi film yang lebih berkelas dan
prestisius. Film-film tersebut ditujukan untuk kelas menengah keatas.
Film-film ini banyak menceritakan tentang sejarah (The Fall of Troy),
tidak lagi seputaran slapstick atau tema kejahatan. (Self Censorship)
- Berubahnya tema perfilman secara keseluruhan, merubah kelas penonton
yang menjadi lebih tinggi. Perubahan ini menuntut perbaikan bioskop
menjadi lebih nyaman untuk digunakan oleh masyarakat tingkat atas.
- Nickelodeon terus beroperasi di masa 1910-an. 1908 Nickelodeon mulai
membangun bioskop yang lebih luas dan lebih besar daya muatnya.
Pertumbuhan Baru Daya Tarik Film Image film yang berbeda sejak
penyensoran diwajibkan, mempengaruhi durasi film yang diproduksi.
Hadirlah Multireel film yang menguasai pasaran. Pada akhirnya lama
tidaknya durasi yang ditampilkan menjadi unit penilaian dan bahan
pertimbangan layak atau tidaknya film tersebut ditonton dengan bayaran
mahal. Sistem Pemeran (Artis) Film
- Bioskop awalnya menjual film berdasarkan „merek‟ perusahaan yang
memproduksinya. Penonton menentukan dan memilih film produksi Edison,
Vitagraph atau Paté picture yang jadi pilihannya.
- Pada awal perkembangan film, tidak ada yang namanya credit title.
Sebelum 1908 aktor harus sering sekali main film agar dapat terkenal dan
familiar wajahnya diantara penonton. Aktor atau aktris memiliki julukan
masing-masing. Seperti „The Biograph Girl„untuk Florence Lawrence dalam
filmnya Biograph Girl.
- 1909, penonton meminta untuk menghadirkan nama dari bintang yang
paling sering main film dan terkenal begitu juga sutradaranya.
- 1910, beberapa firma merespon permintaan penonton. Terciptalah credit
title yang membngkitkan nama aktor. Bahkan tak sedikit firma yang
mengekploitasi aktor untuk
publikasi filmnya. Dampak lain adalah tingginya tarif aktor tersebut ketika sudah dikenal masyarakat banyak.
Terbentuknya Hollywood sebagai Ikon Film AS
- Film Amerika ada di New Jersey dan New York. Beberapa produser lain
tersebar di Chicago (Selig, Essanay), Philadelphia (Lubin), dan di
Amerika bagian Timur dan barat daya.
- Dalam produksi sebuah film cuaca menjadi faktor penting penentu
kualitas. MPPC pada 1908 – khususnya winter- mengirim unit produksinya
dari New York ke Florida, dan banyak sekali dari Chicago digiring ke
bagian barat yaitu Los Angeles.
- 1910-an Los Angeles berubah menjadi pusat produksi. Produksi film di
Los Angeles menghailkan gambar yang jernih karena cuaca disana yang
kering. Shooting outdoor yang dilakukan nampak lebih baik dan naturalis.
Akhirnya banyak produser menghabiskan produksinya di LA sepanjang taun
tanpa kembali ke New Jersey atau kota induk perusahaannya.
- Suburb Hollywood adalah sebuah daerah dimana menjadi tempat
berkumpulnya pendirian studio cabang tadi. Lama kelamaan menjadi ikon
film Amerika. Walaupun rata-rata kantor pusat masih berinduk di New
York.
- 1912 MPPC memonopoli pasar perfilman.
Mutu Pertunjukan
- Awalnya film seringkali menampilkan akting aktor secara full body.
- Demi kepentingan penyajian cerita yang lebih menarik sudut pandang
pengambilan gambar dilakukan lebih variatif. Tidak lagi panorama yang
selalu menjadi andalan. Mimik wajah aktor mulai di zoom lebih dekat agar
lebih bisa membangkitkan emosi menjadi satu bagian yang paling penting
dari sebuah akting.
Credit Title
- Pada masa film bisu credit title adalah halaman bertulisan yang
berguna menjadi: Expository Titles yang merupakan kesimpulan dari apa
yang akan diliat, mengkondisikan situasi berpikir.
- Dialogue Titles memfokuskan pada penerangan perasaan psikologis karakter.
- 1914 menampilkan credit titles seiring dengan penampilan gambar.
Menghadirkan nama-nama penting para pemeran beserta sutradara. Kini
berkembang menjadi seluruh
informasi tambahan yang menerangkan subjek atau materi(lagu pengiring) di balik layar.
Angle kamera dan Akting.
- Sebelum 1908 figur selalu berada di tengah layar. Pengambilan gambar
dilakukan dari jarak 12-16 kai yang bisa menampilkan keseluruhan badan
karakter.
- 1909 angle diambil dari jarak lebih dekat yaitu 9 kaki. Bertujuan
untuk membaca mimik wajah karakter hingga panggul. Pelopor dari angle
ini adalah firma produksi Vitagraph.
- Griffith adalah seorang sutradara pionir yang memulai pelatihan akting
bagi pemeran film. Pelatihan ditekankan pada gestur tubuh dan mimik
wajah. Karya pertamanya adalah “The Painted Lady”. Gestur pada pantomim
terus dikembangkan dan masih digunakan hingga sekarang.
- 1911, adalah masa dikembangkannya sudut pandang tinggi dan rendah (pan
and tilts). Mulai dipakai juga tripod kamera dengan bagian atas yang
bisa berputar yang memungkinkan pengambilan gambar pan and tilts. Teknik
ini menjadikan gambar aksi menjadi lebih terfokus (dalam adegan
kejar-kejaran), aksi karakter lebih jelas dan terbaca arah bicaranya
atau arah lari dan berjalan. Teknik ini memunculkan juga teknik
reframing. Reframing ini menjadikan penonton dapat melihat point of view
karakter. (dapat melihat apa yang aktor lirik)
Warna Pathé kembali menjadi pelopor dalam bidang warna ini. Teknik awal
yang dikembangkan adalah teknik stencil pada lembar proyeksi (tint
color) yang akhirnya ditiru banyak orang. warna juga menjadi daya tarik
utama dalam sebuah film. Set design dan Pencahayaan 1905 – 1912 Set
shooting dikerjakan didalam ruang kaca yang memudahkan untuk pengambilan
gambar outdoor yang baik. Awal Nickelodeon era set berkembag dengan
membuat latar yang dilukis secara teatrikal, dan digabung dengan objek
set tiga dimensi lainnya. Beberapa tahun setelah itu ada yan
mengembangkan set 3 dimensi yang menyerupai wujud aslinya baik dari
bahan maupun ukuran. Pencahayaan sendiri berkembang yang awalnya hanya
menggunakan lampu tunggal yang memusat hingga pada akhir tahun 1910 efek
cahaya mulai dipertimbangkan secara estetis.
Munculnya Teknik Editing
- Ada banyak faktor munculnya teknik Editing dalam produksi film:
Awal 1904 silent film memunculkan penjelasan naratif yang tidak
efektif dan tidak komprehensif menyampaikan pesan pada penonton.
Banyaknya jenis peralatan film yang diciptakan banyak penemu.
Banyaknya trial dan error dalam produksi film, yang membuat rol film
banyak terbuang percuma.
- Akhirnya pada 1917 munculLah teknik aditing berdasarkan masalah di
atas. Namun editing yang tidak dikerjakan dengan baik akan membuat buruk
flowing tampilan gambar, bisa merubah cerita, flow tidak memiliki
kontinuitas.
Sistem Kontinuitas dalam Editing Ada 3 jenis dalam teknik editing:
1. Intercutting (parallel editing and crosscutting). Fokus pada akhir
tampilan gambar yang mengandalkan kecepatan, seperti halnya dalam adegan
kejarkejaran. Lagi-lagi Pathé lalu D.W. Griffith ayng menjadi pelopor
teknik editing yang diluar kebiasaan. Satu contoh adegan kejar-kejaran
yang ada aktor berlari menjadi lebih pendek durasinya tanpa
menghilangkan cerita yang ingin disampaikan. Editing difokuskan pada
pengamilan gambar yang penting seperti mimik wajah, kaki berlari, arah
dan lainnya secara lebih ringkas.
2. Analytical Editing merupakan salah satu eknik editing yang memecahkan
masalah jeda antara dua frame pengambilan gambar. Pada mas Nickelodean
era dikembangkan teknik ini biasa disebut insert. Bertujuan untuk
mempermulus flow, menghindari kebingungan penonton.
3. Contiguity adalah teknik untuk menghindari framing yang selalu sama,
juga adegan yang lama agar tidak bosan. Sistem 180o, atau teknik
potongan gambar yang membentuk point of view shots.Teknik ini
dikembangkan oleh Pathé.
Gaya Internasional Gaya atau teknik dalam produksi film pada masa awal
perkembangannya (1904 – 1908) hampir sama di seluruh bagian benua. Hal
ini dikarenakan perputaran informasi juga peralatan yang masih dilakukan
serempak. Perputaran film antar negara sangat sering dan saling
mempengaruhi. Pada tahun 1912 teknik produksi film sudah mulai
dieksplorasi.
Adanya gangguan Perang Dunia 1, membuat sirkulasi film juga informasinya
menjadi terputus antar negara. Kebangkitannya kembali pada tiap negara
melalui pendekatan yang berbeda. Sejak itu tiap negara mengembangkan
gayanya masing-masing sesuai dengan
segala kondisi yang mempengaruhi di negaranya. Sehingga bisa dilihat
sekarang gaya asli tiap negara yang masing-masing bias menonjol. BAB 3
CINEMA AMERIKA. GAYA KLASIK HOLLYWOOD DAN PERANG DUNIA 1 1913 – 1919.
Beberapa tahun sebelum PD 1 sebetulnya adalah masa dimana film seang
dalam puncak kejayaannya. 1913 film seri sudah mulai menjadi bentuk yang
paling utama pada saat itu.
Bahkan untuk mempermurah biaya pekerja diciptakan pula film animasi.
Bentuk dan gaya film dapat dilihat umum dan masih dalam satu tipe.
agustus 1914 PD 1 dimulai. 1916 AS menjadi supplier utama distribusi
film di pasar dunia. PENGAMBILALIHAN PASAR FILM DUNIA OLEH AMERIKA
SERIKAT Berbagai perusahaan Amerika mengembangkan bisnisnya dengan
membuka agen distribusi di kota-kota Eropa. Vitagraph adalah salah satu
pelopor yang membuka agen distribusi pertama di Eropa tepatnya di kota
London (1906) lalu cabang keduanya di Paris. 1909 firma lain mengikuti
jejak Vitagraph dengan terus membuka agen distribusi di berbagai negara,
kondisi ini terus berlajut hingga tahun 1920an. London menjadi pusat
distribusi film AS. Banyak perusahaan Inggris yang menjadi agen
distribusi, dimana hal ini melemahkan pasar film Inggris sendiri. 1911
film Amerika menguasai 60-70% film Inggris. AS juga berhasil menguasai
pasaran Jerman, New Zealand, Australia. Pertengahan 1910-an film AS
berhasil secara domestik dan kembali mampu mengekspor filmnya. Dengan
adanya PD 1 Hollywood berhasil menguasai pasar global. Holly wood
memiliki peluang untuk memasuki pasar luar negri. Permulaan perang
adalah awal kemunduran industri film Perancis. Studio film juga pabrik
pembuat peralatan film diubah menjadi pabrik amunisi dan barak
peperangan. Begitu juga industri film di Italia. Pada 1916, ekspor film
Amerika Serikat meningkat tajam. Mereka mulai memasarkan film mereka
sendiri ke luar negri tanpa melalui agen.. Perluasan distribusi ini
meiputi Amerika Selatan, Australia, Eropa hingga ke Timur Jauh. Film
Amerika bahkan menguasai pasar film Australia dan New Zealand hingga
95%. Pasca perang industri film AS melanjutkan kepemimpinannya secara
besar-besaran karena perekonomian dunia. Berdasarkan logika sebuah film
yang baik dan eksklusif juga membutuhkan budget yang ekstra besar.
Bidget yang kecil berarti nilai penjualan yang rendah dan kurang
penggemar. Dari sejak itu set film yang besar dan masif, kostum-kostum
terbaik, dan peralatan pencahayaan yang diperbanyak menajdi hitungan
film yang baik. Bayaran aktor pemeran pun ikut meningkat, sepeti Mary
Pickford dan William S. Keadaaan seperti ini membuat nilai produksi film
Amerika sulit tersaingi. BANGKITNYA CINEMA NASIONAL
Industri film yang tadinya merupakan sebuah issue Internasional yang
bisa diasimilasikan secara cepat, namun setelah PD1 keadaan itu tidak
terulang lagi. Hal ini disebabkan karena perkembangan setiap negara pada
masa perang jauh berbeda satu sama lain. Tak heran pertukaran informasi
menjadi sulit untuk dilakukan. Namun sisi baiknya adalah adanya
national distintive yang membuat film sebuah negara memiliki keunikan
masing-masing. JERMAN Awal 1910, banyak orang yang memprotes bahwa film
adalah sesuatu yang amoral akibat tema kejahatan yang selama ini
disajikan. Pemboykotan pun terjadi. Pada 1912 industri film Jerman tidak
signifikan karena reputasinya yang rendah. Akhir 1912, pemboykotan
dihentikan. Para pelaku film sudah melegalkan produksi film secara
hukum. Seiring dengan itu para pelaku produksi film berusaha
menyelaraskan diri dengan membuat literatur film yang lebih elegan dan
pretisius. Jerman sangat terkenal dengan Autorenfilm-nya. Autorenfilm
adalah film yang kaya akan efek visual dengan efek-efek lain layaknya
film d’art dari Perancis. Film yang pertama adalah 1st Der Andere („The
Other‟ 1913, Max Mack) dibintangi Albert Bassermann. Lalu ada Die
Landstrasse (“The Country Road”, 1913, Paul Von Woringen) yang dianggap
sebagai film luar biasa memuaskan dalam segi teknik eksplorasi teknik
dan ekspresi sinematik teknik. Autorenfilm yang paling terkenal adalah
Dtudent of Prague (1913, Stellan Rye), diadopsi dari penulis Hanns Heinz
Ewers dan dibintangi Paul Wegener yang akhirnya menjadi bintang besar.
Elemen fantasi yang menabjubkan menjadi daya tarik utama film ini
sekaligus menjadi daya tarik perfilman Jerman. Daya tarik ini semakin
berkembang lagi pada masa pergerakan German Expressionist. Autorenfilm
sangat diminati dan disanjung namun produksinya menuurn pada 1914.
Meskipun begitu industri film Jerman terus berproduksi bahkan
mengekspor. Pemain blonde Henny Porten adalah aktris dengan kecantikan
khas Jerman yang ikut menyukseskan ekspor film Jerman. Henny Porten
berhasil terkenal di seluruh dunia pada 1920-an.Lalu ada Asta Nielsen
yang juga terkenal berasal dari Jerman meskipun ia adalah orang Denmark.
Akting Asta Nielsen cukup berpengaruh pada perkembagan gaya berakting
di perfilman negara lain. ITALY
Italy masih memgang ciri khasnya dalam meproduksi film jenis epik
kolosal. Pada 1913 Enrico Guazzoni‟s Quo Vadis? adalah salah satu yang
terkenal diikuti dengan film
Cabiria. Cabiria adalah salah satu film yang paling berpengaruh hingga
muncul “Cabiria Movement”. Teknik produksinya enjadi umum ditiru pada
masa 1910-an. Sedang jenis film Italia yang bangkit karena aktor
pemerannya adalah jenis film divas (“goddesses”). Sebuah film penuh
hasrat dengan seting kalangan aristrokat. Film ini adalah sebuah film
yang mendapat pengaruh dari Asta Nielsen Jerman. Film ini memakai seting
yang mewah, fashion yang indah dan tentunya katris yang cantik. Aktris
pemerannya yang terkenal diantaranya adalah Mario Caserini dalam Mon
l’amor mio mon muore! (but my love does not die!). Ada pula Francesca
Bertini dalam Assunta Spina (Gustavo Serena, 1915). Jenis film yang
serupa dengan jenis divas adalah jenis „strongman‟. Menampikan pria
kekar berotot, dengan wajah tampan. Bedanya sting film tidak mengambil
seting masa lalu. Film jenis ini mengalami kemunduran sementara pada
1923. Pada tahun 1957 kembali bangkit dengan tema yang dibedakan, dan
disebut peplum film, atau epik heroik. Salah satu contohnya adalah
Hercules yang menampilkan pahlawan tampan nan kekar dengan kulit
kecoklatan. Kebangkitan film Italia banyak dibantu oleh Unione
Cinematografica Italiana (UCI). tetapi kesalahan manajemennya membuat
keadaan industri semakin menurun pada 1920-an. RUSIA Perkembangan
industri film di Rusia mirip dengan Jerman yang sama-sama memunculkan
national distinctive di negaranya. Sebelumnya Rusia didominasi oleh
film-film produksi Pathé. Pada tahun 1907 didirikanlah sebuah studio
yang dapat bersaing baik oleh A. O. Drankov seorang fotografer. Lalu
firma kedua adalah Khanzhonkov yang didirikan tahun 1908. Pada masa
1910-an eksibisi dapat meluas, dan firma lain pun marak bermunculan.
Pada 1914 Rusia sudah memiliki industri film yang berjalan baik dan
sehat meskipun masih dalam cakupan kecil. Akhir Juli demi persiapan
perang, banyak firma yang ditutup, begitu juga kantor-kantor film dari
Jerman atau negara lain. Dengan menurunnya kompetisi berdirilah firma
baru Rusia yaitu Yermoliev Firm. Selama era baru ini Rusia banyak
melakukan teknik pendekatan baru dalam membuat film. Mereka
mengeksplorasi sisi melankolik dari sebuah seni film. Orang Rusia
dikenal sangat menyukai film-film yang berakhir tragis. Mereka
menganggap “All’s well that ends badly”. Sungguh sebuah pernyataan yang
terbalik dari kebiasaan cerita film lain. Ditambah dengan akting yang
berkarakter kuat dan khas. Tidak ada akting yang meniru Asta Nielsen,
dan tidak bisa dibandingkan pula dengan akting para diva Italia.
Evgenii Bauer dan Yakov Protazanov adalah sutradara yang mahir membuat
cerita ekstra melodramatik. Bauer adalah seorand desainer set di awal
1912. Film karya Bauer berciri set yang detail dan penuh, dengan
sidepencahayaan yang unik, serta pola pengambilan gambar yang kompleks.
Sedang Protazanov mengawali debutnya di tahun 1912, bekerja untuk
Yermoliev. Beliau mampu menghasilkan film menyentuh hasil adaptasi karya
tulis Pushkin dan Tolstoy. Kemampuan mengadptasi dari sebuah karya
mahal seperti Father Sergius (novel Tolstoy) yang membuat karyanya
begitu prestisius. Pada 1916 film industri Rusia berkembang menjadi 30
anak firma. Di tahun 1917 dengan adanya Bolshevik Revolution membawa
industri film Rusia menggapai kestabilan. Dampak revolusi ini sangat
terasa pada era 1920-an. PERANCIS Di tahun 1913 Pathé sebagai produser
tebesar Perancis banyak mengatasi persaingan dari berbagai negara. Di
berbagai negara Pathé menghadapi saingannya dengan banyak firma
independen. Di Amerika Pathé keluar dari anggota MPPC dan membuat film
independen, berusaha menyaingi produksi film indie. Pada 1919 produksi
Pathé yang fokus pada film seri dan film pendek membuat filmnya
tersingkir di Amerika. Berbeda dengan Pathé, Gaumont justru makin
mengembangkan diri tepat di tahun sebelum PD 1. Dua sutradara terbaik
Gaumont yaitu Léonce Perret dan Louis Feuillade membuat karya terbaik
mereka di tahun ini. Mereka terkenal dengan karya cinematografi yang
sangat indah, termasuk loksi pengambilan gambar yang tepikirkan matang,
beserta backpencahayaan yang semakin menambah keindahan visual. Meeka
terkenal ahli mengeksplorasi kemungkinan film berekspresi dalam
teknik-teknik yang dicobanya. Perret dikenal dengan film melodramatik
seperti L’enfant de Paris (Child of Paris, 1913), Roman d’un Mousse
(Tale fo a Cabin Boy, 1914). Feuillade meneruskan film seri natural “La
vie telle qu’elle est” (Life as It Is). Karya utamanya ada pada format
baru sebuah film seri. Dibalik keberhasilan film produksi Pathé dan
Gaumont, mereka sama sekali tidak memonopoli pasar domestik. Mereka
membiakan firma-firma kecil berkembang dengan sendirinya. Semua kegiatan
berhenti begitu PD 1 dimulai. Akhir 1914 beberapa firma kembali dibuka.
Awal 1915 produksi kemabli dibuat dengan terbatas. Banyak firma membuat
film fiksi kepahlawanan seperti Méres Français (“French Mother”, 1917,
René Hervil and Louis Mercanton).
Setelah perang Pathé fokus pada memproduksi kembali film-film untuk
sayap di Amerika. Selama 1917 film Amerika hampir 50% menguasai
perfilman Perancis. Bagaimana Pernacis melawan kembali penguasaan pasar
Amerika akan dibahas pada bab berikutnya. DENMARK Selama PD 1
berlangsung, perfilman Denmark menjadi salah satu negara yang mengekspor
filmnya ke berbagai negara. Produksi film Denmark tidak banyak
terganggu karena posisi negaranya yang netral selama perang. August Blom
salah satu sutradara teratas dari Nordisk menciptakan karya Atlantis
(1913) yang terinspirasi dari kecelakaan Titanic. Forest Holger-Madsen
dengan karya The Evangelist (1914) yang menampilkan drama menyentuh.
Film-film Denmark dikenal dengan gaya khas dari pencahayaan, jalan
cerita, seting interior yang realis, penggunaan lokasi urban natural
yang tidak biasa, intensitas akting yang natural, dan kepenuhan ekspresi
akan gairah takdir yang manusiawi. SWEDIA Di tahun 1912 Swedia secara
tiba-tiba memulai memproduksi film yang inovatif nan unik. Hebatnya
seluruh film yang ada hanya diproduksi oleh tiga orang sutradara yang
ada. Mereka adalah Georg af klerck, Mauritz Stiller, Victor Sjostrom.
Sayangnya film Swedia tidak begitu banyak memberikan pengaruh di pasar
luar karena rendahnya budget untuk produksi dan distribusi. Film Swedia
sangat khas karena selalu memakai karakteristiknasionalnya. Dimulai dari
pemilihan tempat/ daerah, kostum dan lainnya yang tidak melupakan
kebudayaan nasionalnya. Firma Swedia yakni Svenska Biografteatren
berdiri pada tahun1907. Berada di Kristianstad lalu pindah ke kota yang
lebih besar dekat Stockholm pada tahun 1912. Svenska sebetulnya adalah
sebuah rantai bioskop. Dengan datangnya Charles Magnuson dan Julius
Jaenzon firma berubah menjadi sebuah studio produksi film. Georg Af
Klecker ahli membuat komedi, thriller kejahatan, juga drama dengan
cerita yang nyaris konvensional. Keunikannya teletak pada sudut pandang
landscape, pencahayaan, dan variasi framing. Klecker, Stiller dan
Sjostrom terus bekerja memproduksi fil untuk Svenska. Menyutradarai,
menulis naskah juga berakting sekaligus. Victor Sjostrom menampilkan
komedi “Graal‟s Best Film (1917) dengan penulisan naskah yang eksentrik.
Sedang film Stiller yang paling dikenal adalah Sir Arne‟s Treasure
(1919) yang menghadirkan tragedi berlatar belakang jaman Renaissance.
Ada juga “Erotikon” (1920) yang menghadirkan komedi seks yang hebat.
Secara umum cinema Swedia dikenal sebagai alternatif utama setelah
Hollywood pada pasca perang. Ironisnya ketenaran film Swedia di luar
negri justru menghantarkan film Swedia menuju kehancuran. Kemahsyuran
Sjostrom dan Stiller tercium hingga Hollywood hingga mereka direkrut
untuk pindah bekerja dari Svenska. Tidak ada yang bisa menggantikan
kehebatan mereka. Banyaknya pesaing yang ada di pasar internasional
membuat Svenska tidak mampu bersaing. Setelah tahun 1921 produksi film
di Swedia terhenti begitu saja. CINEMA HOLLYWOOD KLASIK The Motion
Picture Patent Company telah mendominasi pasar Amerika sejak 1908-1911.
Tapi telah kehilangan kekuasaannya setelah ada putusan pengadilan
mengenai penjualan hak paten Latham-loop ternyata hanyalah sebuah
masalah yang dibesar-besarkan. Setelah itu bayak firma independen
bergabung dan membuat ikatan baru. Pembentukan Studio-studio Mayor Carl
Laemmle yang melawan MPPC adalah seorang yang berjasa mendirikan
Universal Film Manufacturing Company. Pada tahun 1913 ia mencapai
kekuasaan untuk mengontrol, dan di tahun 1915 ia membuka Universal City.
Sebagai studio yang menggabungkan produksi dan distribusi. Juga di
tahun 1912. Adolph Zukor membentuk Famous Players untuk mengeksploitasi
star system semacam agensi untuk pemeran film. Famous Players di tahun
1914 menggabungkannya dengan Paramount bersama W. W. Hodkinson. Sebuah
kerjasama dimana Paramount mendistribusikan film Famous Players. Jesse
L. Lasky Feature Film Company juga mendistribusikan filmnya melalui
Paramount. Tahun 1916 Zukor mengambil alih Paramount, dengan
menggabungkan Jesse L. Lasky Feature Film Company dengan Famous Players.
Inilah satu cara untuk membuat sebuah perusahaan menjadi semakin besar.
Tahun 1913 Sam, Jack dan Harry Warner berubah pekerjaan dari
menampilkan film ke pendistribusian dan mendirikan Warner Bros. Warner
Bros memulai produksinya di tahun 1918 hingga 1920-an meskipun masih
skala kecil.
William Fox yang mempunyai firma di bidang distribusi, produksi dan
eksibisi membuat Fox Film Cooperation dengan menggabungkan ketiga
perusahaannya menjadi satu kesatuan. Firma barunya ini menjadi salah
satu yang terbesar di tahun 1920- adalah alasan nama firma ini dirubah
menjadi 20th-Century Fox. Tiga firma lain yang bergabung
menjadi satu adalah Metro (1914), Goldwyn dan Mayer (1917) menjadi
sebuah firma besar yaitu MGM (1924). Paramount yang memonopoli tampilan
bioskop dengan block booking (2 program per minggu) menghadapi tantangan
besar. Tahun 1917 grup eksibitor menolak taktik monopoli ini. Mereka
membentuk First National Exhibitors Cicuit. Zukor merespon situasi ini.
Ia mengatur strategi dengan membeli banyak bioskop untuk perusahaannya
sendiri di tahun 1919. Tidak ada negara lain yang memiliki sistem sebuah
studio seperti Amerika Serikat. Mengontrol Pembuatan Film Mengontrol
produksi film perlu ada pembagian kerja yang terstruktur. Pada
1914hampir seluruh firma besar membagi pekerjaan dan tanggungjawab
menjadi beberapa bagian. Bagian itu antara lain; sutradara yang
bertanggungjawab pengambilan gambar/ syuting dan produser yang mengawasi
jalannya produksi keseluruhan. Para pekerja film juga dibagi menjadi
beberapa bagian ahli. Departemen skenario adalah yang mengerjakan
penulisan dari mulai plotting, dialog, dan intertitles. Sebuah naskah
yang menajdi pegangan semua praktisi adalah continuity script. Berisi
tentang pembagian pengambilan gambar/ take action, jumlah pengambilan
gambar. Naskah ini bisa mengestimasi jumlah uang yang akan dikeluarkan
sebuah produser. Continuity script pun berfungsi untuk menyambungkan
komunikasi antar praktisi tanpa harus berbicara satu sama lain. Di skrip
tersebut sudah jelas apa yang harus didesain seorang set desainer,
hingga pekerjaan bagian editing. Pengambilan gambar dalam editing harus
disamakan dengan jumlah shot yang diminta dalam skrip. Maka sebuah film
yang memiliki continuity akan tercipta. Akhir 1910-an didirikan studio
„gelap‟ karena tidak lagi menggunakan rumah kaca. Dari sinilah kegunaan
lampu elektrik semakin meningkat. Set outdoor yang besar bisa juga
dibangun sedemikian rupa dan dirancang untuk bisa didekorasi ulang;
untuk menghemat biaya. Sejak pembagian yang jelas dalam setiap bidang
praktisi, muncul pula firma produksi yang menspesialisasikan diri untuk
memproduksi jenis film tertentu. Hal ini dibuat agar pekerjaan bisa
lebih terfokus. Pembuatan Film Amerika di tahun 1910-an. Amerika
menciptakan teknik „point-of-view‟ shots. Namun dengan fleksibilitas
yang jauh lebih tinggi. Penggunaan shot/reverse-shot sudah jarang
dipakai saat awal 1910-an. Pada pertengahan 1910-an, para filmmaker
bereksperimen dengan efek pencahayaan.
Sedang cerita di film Amerika pun memiliki garis besar yang hampir sama.
Selalu ada tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis biasanya
memiliki tujuan atau pencapaian yang harus dilakukan melalui usaha yang
berliku. Ceritanya memiliki dua plot dalam satu waktu. Seperti cerita
perjuangan pahlawan yang diberi sentuhan kisah romantis. Ketegangan
biasa muncul pada saat terdesak atau saat-saat terakhir, atau
penyelamatan nyawa pada waktu yang sempit. FILM DAN FILMMAKER Sejak
permunculan film yang berdurasi lama hingga 75 menitdi tahun 1915, para
studio produksi berlomba untuk mengontrak aktor maupun aktris dengan
kontrak jangka panjang. Seperti yang terjadi pad Mary Pickford dan
Charles Chaplin yang membuat ribuan bahkan puluhan ribu film yang dibuat
dengan lama kontrak bisa mencapai 1 dekade. Thomas H. Ince dan D.W.
Griffith. Thomas H. Ince memulai karirnya dengan meyutradarai banyak
film pendek di awal 1910-an. Salah satu karyanya yang terkenal adalah
Civilitation. Film ini merupakan film yang mengandung pesan perdamaian
tepat saat tahun sebelum Amerika mengikuti perang dunia. Film ini
mencoba menyampaikan bahwa perang adalah suatu tindakan yang amoral. D.
W. Griffith di tahun 1913 meninggalkan Biograph Company. Filmnya yang
kontroversial adalah The Birth of a Nation. Ide film tersebut berawal
dari masalah rasis. Banyak orang kulit hitam menganggap bahwa film
tersebut membawa isu sekaligus doktrin yang membentuk kebencian terhadap
warga kulit hitam. The National Association for the Advancementof
Colored People (NAACP) menekan badan sensor New York untuk menghapus
sebagian gambar yang cenderung offensif. Berawal dari masalah ini warga
kulit hitam terdorong untuk ikut membuat film yang bisa melawan hal yang
berbau rasis seperti ini. Pada film Griffith berikutnya, Intolerace
(1916), ia mencoba menghadirkan jalan cerita yang cenderung abstrak.
Griffith menggabungkan empat seting bersejarah dalam satu filmnya yang
berdurasi 3 ½ jam. Seting tersebut adalah jatuhnya Babilonia, masa
terakhir Kristus, St. Bartholomew‟s Day Massacre terakhir adalah cerita
pergerakan kaum buruh dan aktifitas kaum gangster Amerika di jaman
modern. Griffith memberikan jeda yang tidak umum dalam sambungan pada
setiap perbedaan seting. Ia pun membiarkan akhir potongan tiap cerita
tak selesai. Hasilnya adalah sebuah film yang unik dan bisa ditafsikan
bermacam-macam oleh para penikmat. Film ini merupakan salah satu inovasi
dalam cinematografi nasional Amerika.
Sutradara-sutradara Generasi Baru Di tahun 1914, Maurice Tourner dari
Perancis bermigrasi ke Amerika dan dikenal sebgai sutradra yang
berkarakteristik. Satu film Amerika pertamanya adalah The Wishing R
(1914). Di tahun 1918 ia bereksperimen menggunakan seting teatrikal
modern dalam film The Blue Bird and Prun. Ia pun mampu menghasilkan film
adaptasi literatur yang baik seperti Victory (1919, dari novel Joseph
Conrad). Lalu karyanya yang terbaik adalah The Last of The Mohicans
(1920, dari penulis James Fenimore Cooper). Ia kembali ke Eropa pada
1926. Berbeda dengan Tourner, Cecil B. De Mille mampu mengontrol studio
produksinya dengan baik. Cecil menciptakan banyak film dengan berbagai
variasi genre. The Cheat (1915) menggunakan pencahayaan yang selektif
dan terarah. Cecil lebih membuat film dengan sangat sederhana dan tidak
terlalu banyak mencari perhatian, namun tetap dengan pengarahan akting
yang tidak main-main. Film-filmnya yang beredar di pertengahan 1910-an
antara lain The Warrens of Virginia (1915), The Girl of The Golden West
(1916), dan film tahun 1918 yaitu Male and Female, serta Admirable
Crhicton. Filmnya di tahun 1920-an berubah image karena mulai
menggunakan elaborsi set yang ekstravagan, dan kostum yang fashionable.
Terakhir ada john Ford yang kuat pada feel di landscape yang ia pilih,
serta kontinuitas jalan cerita yang jauh lebih fleksibel untuk
dimengerti. Hal ini dapat dilihat di filmnya Straight Shooting (1917),
Hell Bent (1918). Komedi Slapstick dan Film Western Mack Sennett adalah
seorang ahli di bidang komedi slapstick. Beliau telah melahirkan Charlie
Chaplin, Ben Turpin, dan Mabel Normand. Ia menghadirkan Charlie Chaplin
dengan gaya komikal, dan dapat terkenal di seluruh dunia. Rival
Sennettadalah Hal Roach yang memproduksi film Harol Lloyd, Lonesome Luke
(imitasi Charlie Chaplin). Film western pun terus mendapat perhatian
selama 1910-an. William S. Hart adalah bintang yang memasuki dunia
keartisan saat umurnya 50-an. Pada 1919 ada tiga aktor paling terkenal
yaitu Mary Pickford, Douglas Fairbanks, and Charlie Chaplin, mereka
bergabung bersama dan membentuk United Artist bersama dengan sutradara
D. W. Griffith. Firma ini bisa mengontrol produksi film sekaligus
manajemen artis.
Perkembangan studio sistem Hollywood pada 1910-an menggiring Amerika
menguasai pasar dunia. Perkembangan inipun berhasil menorehkan sejarah
dalam sejarah cinema. Pembuatan Film Animasi Amerika Film animasi
Amerika dikerjakan oleh banyak artisan, dengan satu animator utama yang
menciptakan tokoh. Animator pertama adalah Émile Cohl dan Winsor McCay.
Mereka memiliki asisten untuk mengerjakan drawingnya dengan menggunakan
teknik tracing di atas lembaran kertas. Pada 1913 John Randolph Bray
menemukan cara baru dengan membuat banyak background yang sama untuk
satu latar belakang lalu melukiskan animasinya diatas gambar tersebut.
Hasilnya adalah The Artist’s Dream. Pada Desember 1914, Bray mulai
mengembangkan teknik penggambaran film kartun dengan dibantu Earl Hurd.
Hurd memberikan ide baru. Ide tersebut adalah penggmabaran ulang tiap
gerakan yang bergerak, sedikit demi sedikit. Penggambaran ini diulang
pada setiap cels (selembar kertas animasi)yang berbeda. Teknik ini
menghasilkan seri film animasi Hurd “Bobby Bumps” yang sangat terkenal
sepanjang dekade. Pada periode yang sama Raoul Barré mengembangkan
sistem slash. Teknik ini melakukan penggambaran ulang dengan mounting.
Banyak kertas digabung menjadi satu dengan sejenis pin (peg). Kertas
tersebut bisa dilihat secara cepat/ slash. Teknik ini memungkinkan
penggambaran kartun dengan banyak artisan namun dengan gaya gambar yang
persis sama. Raoul mengahsilkan “Animated Grouch Chasers” untuk Edison
Company. Pada masa 1910-an film animasi sudah dikerjakan oleh firma
mandiri dan menjual patennya ke distributor besar.Pada 1920-an animasi
berkembang menjadi program reguler khusus untuk pengisi acara televisi.
Negara-negara Kecil yang Memproduksi Film Tidak banyak sejarah yang
mencatat perkembangan produksi film di negara-negara lain selain Eropa
atau Amerika. Tidak ada bukti otentik untuk mencatatnya. Hanya beberapa
saja yang menyimpan benda-benda sejarah film nasional untuk pencatatan
sejarah. Produksi film di negara kecil pun sulit dikenal secara
internasional karena budget yang rendah hingga sulit untuk distribusi
ekspor. Ciri khas film dari negara seperti ini adalah mereka selalu
menggunakan national subject matter. Mereka menonjolkan keunggulan
budaya nasional, keindahan alam, dan gedung bersejarah. Jenis kedua
adalah yang mengangkat cerita berdasarkan sejarah nasional, legenda
daerah dan literatur lainnya yang sangat nasionalis.
Beberapa diantara mereka yang berhsail diantaranya:
- The Sentimental Bloke (1919, Raymond Langford) dari Australia yang berhasil menembus pasar Inggris dan AS.
- Ul Ultimo Malon (The Last Indian Attack, 1917) berdasarkan insiden bersejarah di tahun 1904.
- Willi Reilly and His Colleen Bawn (1920, John Macdonagh) dai Irlandia, yang diambil dari lagu tradisional Irlandia.
- Back to God’s Country (1919, Ernest Shipman yang menghadirkan daya
tarik negara Kanada dengan sangat unik. Film ini berhasil di pasar luar
negri.