BERITA BARU

Kamis, 15 Desember 2011

Sejarah Film

Mengapa kita harus mempelajari sejarah film? Di seluruh dunia film menjadi sebuah hiburan yang paling menarik untuk dinikmati. Banyak orang menonton film-film hiburan, „film seni‟, dokumenter, kartun, film eksperimental, atau film pendek mengenai pendidikan. Mereka bisa menonton film hampir disetiap tempat yang mereka inginkan. Penonton film semakin bertambah seiring dengan berkembangnya keberadaan satelit, tv kabel, internet atau perkembangan jenis video seperti DVD yang bisa melakukan playback. Film dipercaya menjadi sebuah media yang paling besar dapat memberikan pengaruh bagaimana kita menjalani hidup. Bukan hanya karena film dapat mengingatkan anda akan sebuah memori kehidupan. Anda dapat mengingat sebuah masa perubahan hidup anda seperti yang ditayangkan oleh pemeran di film yang anda tonton. Dengan begitu film tidak hanya mempengaruhi bagaimana kita hidup tetapi juga mempengaruhi cara berfikir kita. Film dapat membuat kita kembali berfikir sejenak akan sesuatu yang telah kita lewati, memasuki dan mengerti budaya yang berbeda, dan menambah pengalaman estetis melalui keindahan yang disajikan oleh sebuah film. Dengan mempelajari film-film lama dan sejarahnya, kita dapat mengetahui bagaimana cara orang berfikir dari waktu ke waktu. Sejarah film adalah lebih dari sekadar objek filmnya saja. Ditambah dengan kita mengetahui bagaimana film dibuat dan diterima masayarakat, kita bisa membedakan tingkatan pilihan yang ada bagi pembuat atau penikmat film. Dengan mempelajari kebudayaan dan pengaruh sosial pada film, kita dapat melacak jejak isu-isu yang sedang mempengaruhi masyarakat pada jamannya. Ketertarikan masyarakat akan hal tersebut diatas membuat banyak film-film lama kembali dicari dan bahkan dibuat kembali. Menonton film lama akan menambah pengalaman yang menabjubkan. Karena film lama dalam pembuatannya sangat jauh berbeda dengan situasi dan kondisi yang kita alami sekarang.



Maka sejarah film lebih mengacu pada masalah narasi besar tentang fakta yang terjadi pada jaman dahulu ditambah dengan bukti-bukti yang tersisa. Sejarah film menerangkan tentang perbedaan perspektif bagaimana film tersebut dibuat, dan perbedaan daya tarik dan tujuan dari film itu sendiri. Apa yang dilakukan sejarawan film? Sejarawan film selalu mengumpulkan bukti-bukti yang didapat. Menghubungkan fakta satu dengan yang lainnya. Bisa jadi sebuah fakta menjadi pusat analisa atau hanya sebagai penunjana tambahan dari fakta yang ada. Seperti contoh, ditemukan sebuah film yang dibintangi oleh Francesca Bertini. Tanpa judul atau penjelasan lain. Lalu sejarawan mulai mengurai dan menghubungkan fakta lain dari perjalanan karir Bertini atau dimulai dari perkembangan film Italia. Dengan begitu akan didapat penjelasan lain yang mendukung fakta tersebut. Sejarah Film sebagai Deskripsi dan Penjelasan Seorang penulis sejarah bisa memulai analisanya dengan sebuah pertanyaan yang mendasar. Sebagai contoh dari satu film komedi Amerika yang ditemukan seorang sejarawan bisa mulai mengumpulkan informasi. Menginvestigasi film tersebut, dan mulai mencari daftar gambar komedian di Hollywood trade press, dan mempelajari dialek berbahasa dalam selera humor Amerika. Hal yang kedua, sejarawan perlu mengetahui argumen tambahan atas dasar apa film itu dibuat sebagai fakta tambahan. Seperti bagaimana sebuah film yang dikerjakan seorang sutradara dapat mempengaruhi film lainnya. Bagaimana film tersebut mempengaruhi film yang lainnya dalam satu perusahaan produksi. Penulis film mengerjakan pekerjaannya seperti layaknya penulis kritik seni atau politik. Dalam setiap review penulisannya memerlukan sekilas argumen atau asumsi dasar bukan hanya sekadar menampilkan fakta-fakta. Fakta/ Bukti-bukti
Sebuah penulisan sejarah harus berdasarkan bukti-bukti faktual. Bisa diambil dari sumber-sumber tertulis (buku-buku, majalah, jurnal-jurnal perdagangan, berita-berita koran), sumber tertulis yang tidak terpublikasi (laporan-laporan resmi, surat-surat, catatan-catatan, dokumen-dokumen produksi, naskah-naskah, atau surat keterangan). Sejarawan juga perlu

mengetahui perkembangan lebih lanjut tentang kamera, perekam suara, dan peralatan film lainnya. Selain itu perlu dipelajari juga penggayaan pengambilan film secara visual. Klasisfikasi penggayaan ini akan memudahkan penentuan dari mana fil ini berasal. Bahkan bisa membedakan durasi film rata-rata hingga tema-tema yang biasa diambil. Fakta yang berhubungan langsung seperti waktu, catatan tertuli, atau penonton adalah sebagai fakta primer. Pembahasan mengenai periode perkemangan film dari sejarawan lain dianggap sebagai sumber sekunder. Menjelaskan Masa Lalu: Pendekatan Mendasar Daftar standarnya antara lain: Catatan Biografi: difokuskan pada sejarah kehidupan individu. Perkembangan Industri dan Ekonomi: difokuskan pada praktik bisinis. Sejarah Seni/ Estetik: difokuskan pada „film art‟ atau film seni (bentuk, penggayaan, jenis/kategori). Catatan Teknologi: difokuskan pada material dan mekanikal dari kelengkapan peralatan film. Perkembangan Sosial/ Budaya/ Politik: difokuskan pada peran sebuah bioskop/sinema pda komunitas yang luas/besar. Setiap unsur akan mempengaruhi unsur yang lainnya. Hingga bukan hanya satu fakta sejarah namun sejarah-sejarah dari berbagai sudut pandang yang terintegrasi. Menjelaskan Masa Lalu: Pengolahan Fakta penjelasan historis akan mengandung hal-hal dibawah ini: Kronologis
Adalah sebuah penjelasan secara deskriptif mengenai sejarah film itu sendiri. Rinci dan teratur sesuai masa. Kausalitas
Penjelasan dari pertanyaan bagaimana dan kenapa dari sebuah proses awal pembuatan film, penyebaran film, hingga efek setelah film itu ditonton pada sebuah individu atau

masyarakat luas. Bisa jadi juga penjelasan mengenai sebuah latar belakang/alasan individu atau latar belakang kelompok/firma. Alasan individu diambil dari apa yang terjadi didalam hati. Bagaimana sebuah subjek pikirkan dan rasakan yang meyebabkan seluruh proses terjadi. Latar belakang kelompok yang memiliki aturan, struktur dan standar menjadi faktor yang mberpengaruh. Sebuah kelompok bisa memprotes gerakan perang yang dilakukan pemerintah melalui film yang mempengaruhi. Pengaruh-pengaruh
Setiap elemen pada dunia film baik penikmat dan pihak yang memproduksi akan saling mempengaruhi. Bagaimana cara penikmat menonton akan mempengaruhi produksi sebuah film. Begitu juga bagaimana film itu dibuat akan mempengaruhi cara befikir penikmat. Trend dan Generalisasi
sejarawaan harus menjawab bagaimana sebuah trend bisa muncul pada masanya. dengan begitu kita mampu mengeneralisasikan fakta. Fakta-fakta tidak penting dan yang tidak berhunbungan dengan fenomena trend pada saaat itu bisa begitu saja dibuang. Sehingga deskripsi yang diterangkan akan lebih koheren. Periode/ Masa
Sejarawan akan selalu memperhatikan pada periode kapan film itu diproduksi. Apakah dibagi berdasarkan abad atau dekade (abad ke-19, abad ke-18, atau tahun 1920 dengan tahun 1910). Apakah juga dipengaruhi dari luar film itu sendiri (pra-PD 1, masa PD1, post-PD1, dst). Pembedaan masa akan mempengaruhi penjelasan selanjutnya. Hal ini disesuaikan dengan bahasan yang diangkat. Signifikansi
Signifikasi berdasarkan 3 kriteria: Kehebatan intrinsik: beberapa film sederhana dapat menghadirkan kehebatan artistik yang luar biasa. Film-film tersebut kaya makna, menggerakkan hati, menggugah pikiran dan lainnya. Sedikitnya film tersebut telah mengambil peran dalam perkembangan sebuah film. Pengaruh: sebuah film bisa mengubah atau memberikan pengaruh pada film lainnya. Sebuah film dapat memposisikan diri pada sebuah genre baru dan membedakan film tersebut dengan film lainnya. Pembedaan yang sengaja dibuat biasanya sengaja dilakukan setelah melihat peredaran film yang telah ada sebelumnya. Pengaruh seperti inilah yang juga berpengaruh pada pencatatan sebuah sejarah film. Dari semua pengenalan tersebut diatas penulisan sejarah film bukan hanya bercerita secara deskriptif.

BAB I PENEMUAN DAN AWAL PERKEMBANGAN BIOSKOP, 1880 – 1904. Pada abad ke 19 terlihat perkembangan yang pesat dari bentuk visual sebagai budaya populer. Industri banyak memproduksi lentera bergerak/ diorama, buku kumpulan foto-foto, dan ilustrasi fiktif. Pada masa itu pula berkembang jenis hiburan yang dapat dinikmati secara visual. Sirkus, “freak shows”, taman hiburan, dan pagelaran musik seringkali berkeliling dari kota ke kota sebagai tontonan yang terbilang murah. Produksi dan biaya perjalanan yang tinggi tidak seimbang secara ekonomis. Bioskop muncul sebagai suatu alternatif hiburan yang mudah, dengan cara yang lebih sederhana dalam menyajikan hiburan diantara masyarakat luas. Bioskop awalnya ditemukan. pada tahun 1890-an. Muncul pada masa revolusi industri sama halnya seperti masa kemunculan telepon, phonograph, dan automobil. Bioskop menjadi peranti teknologi yang menjadi basis industri yang lebih besar lagi. Masa Pra-Gambar Bergerak/ Motion Pictures Awalnya ilmuwan menemukan fakta bahwa manusia sangat tertarik pada sesuatu yang bergerak, namun tidak dapat jelas melihat jika pergerakan itu lebih dari 16 gerakan per detik. Berdasarkan penemuan ini dibuatlah sebuah mainan bergerak semacam diorama yang memproyeksikan bayangan sebuah gambar. Lalu berkembanglah alat-alat lain yang menjadi prinsip dasar sebuah bioskop kelak. Antara lain:
- Pada 1832 Fisikawan Belgia Joseph Plateau dan profesor geometri Austria Simon Stampfer menemukan Phenakistoscope. Lalu setelah itu ditemukan juga Zoetrope pada 1833. Prinsip yang sama dari kedua mainan ini yang nantinya digunakan pada film.
- Satu hal yang sangat penting bagi penemuan bioskop adalah kemampuan fotografi yang bisa mencetak gambar pada bidang datar. Foto tersebut dicetak pada lempeng kaca oleh Claude Niépce di tahun 1826. Lalu diproyeksikan per lempeng untuk setiap gerakan. Proses ini memakan waktu beberapa menit setiap frame-nya.
- Henry Fox Talbot memperkenalkan negatif terbuat dari kertas.

- Selanjutnya George Eastman di tahun 1888, menemukan stil kamera yang mampu menghasilkan foto diatas rol kertas halus dan sensitif/sensitized. Kamera ini dinamai Kodak, fotografi sederhana hingga orang awam pun mampu menggunakan kamera ini.
- Tahun berikutnya Eastman menemukan rol film seluloid yang transparan untuk stil kamera.
- Pada tahap akhirnya dikembangkan pula mesin proyeksi intermiten yang mengkoordinasikan pergerakan rol selulosa dan mengatur cahaya.
- Pada tahun 1890-an berdasarkan kondisi teknis bioskop resmi ada.
- Pada 1891 Thomas Edison dan seorang asisten W. K. L. Dickson menemukan alat yang baik untuk menampilkan rol selulosa dengan menggabungkan Kinetograf dan Kinetoscope. Dickson memotong rol Eastman selebar 1 inchi (35 millimeters). Dickson pun melubangi rol disetiap kanan kiri, 4 lubang pada setiap framenya. Lubang ini dapat ditarik gigi pemutar pada kinestoscope.
- Lalu Edison mengembangkan Phonograf buatannya untuk dapat mendengarkan rekaman suara berbarengan dengan putaran rol selulosa. Mendengarkan phonograf ini menggunakan alat bantu earphone.
KONTRIBUSI ORANG-ORANG EROPA Dua bersaudara yang paling berpengaruh dalam mengembangkan penayangan rol selulosa menggunakan proyektor adalah Germans Max dan Emil Skaldanowsky. 1895, 1 November, mereka mempertunjukkan film berdurasi 15 menit pada sebuah teater di Berlin. 1897, mereka tur keliling Eropa namun sayangnya tidak bisa mendirikan perusahaan produksi yang stabil. Lumiére bersaudara, Louis dan Auguste. Dua bersaudara ini medirikan perusahaan bernama Lumiére Fréres di Lyon Perancis, sebagai salah satu perusahaan terbesar dalam memproduksi plat fotografi. Mereka menemukan sistem proyektor yang membuat bioskop mampu meluas secara internasional. 1894, mereka mendesain kamera mungil yang elegan Cinématographe yang menggunakan 35mm rol selulosa, dan mekanika intermiten yang logika kerjanya seperti mesin jahit. 1894, Oktober, Kinestoscope buatan Edison menjalani pemutaran perdana filmnya di Inggris.
1895, 22 Maret, mereka berhasil menampilkan film “Workers Leaving The Factory” di gedung Société d’Encouragement á l’Industrie Nationale di Paris.

1896, 20 Februari meeka berhasil mendirikan cabang perusahaan mereka di London. R. W. Paul R. W. Paul membuat perlatan ekstra untuk alat Kinestoscope. Sayangnya alat tersebut tidak dipatenkan di luar AS, maka Paul bisa dengan bebas menduplikasi Kinestoscope. 1895 Maret, Paul dan partnernya Birt Acres memiliki kamera fungsional yang baik. namun partener ini terpecah. Paul berkonsentrasi mengembangkan kamera sementara Acres mengembangkan proyektor. 1896, 14 Januari, Acres berhasil mempertontonkan film pertamanya pada Royal Photographic Society salah satu judulnya adalah “Rough Sea at Dover” yang menjadi salah satu film yang terkenal untuk pertama kalinya. Paul terus mengembangkan kamera dan menciptakan proyektor. Alat Paul digunakan untuk menampilkan film-film Acres. Tidak seperti penemu lain, Paul menjual alat tersebut untuk banyak bioskop daripada meminjamkannya. Sutradara yang sangat berpengaruh pada masa itu adalah Georges Méliés. PERKEMBANGAN DI AMERIKA Woodville Latham dan anaknya Otway dan Gray 1894, mereka memulai mengembangkan kamera dan proyektor. 1895, 21 April, meeka mengenalkan satu film ke seorang wartawan dan berhasil membuka teater kecil di bulan Mei. Gambar yang dihasilkan redup dan dinilai kurang berhasil. 1912, Mereka berhasil menciptakan „Latham Loop‟ yang bisa membuat durasi film lebih panjang dan mengurangi tegangan klise. Alat ini hampir digunakan di banyak kamera dan proyektor hingga kini. C. Francis Jenkins dan partnernya Thomas Armat 1895, bulan Oktober di Atlanta, mereka memamerkan pemutaran film Kinestoscope dengan proyektor Phantoscope pertama ciptaan mereka. 1896, 23 April, Armat menggunakan proyektor ciptaannya untuk menampilkan film di Koster and Bial‟s Music Hall di New York. Proyektor ciptaannya tersebut dinamai Edison‟s Vitascope karena memang alat tersebut diproduksi dan diperbanyak oleh perusahaan Edison.
Herman Casler

Pada awalnya Casler tidak mengembangkan rol selulosa berproyektor melainkan film “intip” yang hanya bisa dilihat secara individual. Akhir 1894, beliau mematenkan Mutoscope, alat yang menggunakan kartu-kartu yang digerakkan. Dengan partner lainnya dia mendirikan American Mutoscpe Company. 1896, konsumen film “intip” menurun. Maka Casler dan rekannya Dickson mulai mengembangkan rol selulosa berproyektor. 1897, perusahaan mereka sangat maju dan terkenal. Mereka dapat menghasilkan gambar yang sangat baik dan tajam. Alat mereka menggunakan klise rol selulosa berukuran 70mm yang dapat menghasilkan gambar lebih besar. 1897, penemuan dan pengembangan bioskop bisa dikatakan berhsail menuju puncaknya. Meskipun terdapat penemuan-penemuan yang berbeda di berbagai belahan dunia. AWAL PERKEMBANGAN PEMBUATAN FILM DAN PERTUNJUKAN
- Industri film pada awalnya hanya menampilkan cerita nyata atau non fiksi.
- Berkembang film jenis Scenics, yang seringkali menampilkan pemandangan alam atau daerah tertentu secara panorama.
- Berkembang juga jenis pertunjukan berita.
- Recreated film, atau film yang dibuat setting di dalam studio. Setting tersebut dibuat mirip dengan aslinya.
- 1895, Film fiksi pertama dibuat oleh Lumiéres berjudul Arroseur arrosé dengan sedikit komedi.
Membuat Program yang Menarik
- Dibuatnya banyak variasi jenis film dalam satu pertunjukan.
- Kebutuhan aakan varian ini jenis film fiksi berkembang bertahap.
- Mengambil sudut pandang/ angle yang berbeda.
- Mengkombinasikan berbagai gaya film dalam satu cerita film.
- Backsound musik yang dibuat menarik dan disesuaikan dengan tema.
- Pembuatan credit title atau intetitle semenarik mungkin sebagai penjelas tambahan dari cerita yang bisa dibaca.
Perkembangan Industri Film Perancis
- Tonggak perfilman Perancis berada di tangan Lumiére. Lumiére mengembangkan industri ini ke berbagai daerah. Lumiére selalu meminjamkan peralatan bioskop beserta operator ahli yang bisa diandalkan.

- Di tahun 1896, Lumiére berkembang hingga Spanyol, Mesir, Itali, Jepang, dan negri lainnya.
- Operator yang cukup terkenal Eugéne Promio mampu menyegarkan pengambilan angle gambar dari sebuah kamera tanpa meninggalkan tripod yang digunakan.
- Lumiére selalu mencari pasar yang potensial, maka perusahaan ini selalu menghindari negara-negara kecil. Tak heran negara-negara kecil di dunia terlambat menganal industri perfilman karena ekspansi awal yang tidak merata.
Charles Pathé
- Pada 1890 ia adalah seorang penjual peralatan perfilman sekaligus eksibitor pertunjukan film.
- 1895 ia membeli alat tiruan buatan R. W. Paul dan terus mengembangkan usaha prtunjukannya.
- 1901 ia berkonsentrasi pada pembuatan atau produksi film, dan berhasil meraup keuntungan yang besar.
- 1904 hingga 1905 pertunjukkannya meluas hingga ke luar negri seperti London, New York, Moskow, Berlin, St. Petersburgh. Perusahan Pathé ini dengan cepat terkenal di seluruh dunia.
Léon Gaumont
- 1897 ia mulai memproduksi film.
- 1905 ia mendirikan studio produksi dan bekerjasama dengan sutradara Louis Feuillade.
Inggris dan The Brighton School
- 1896, Pertunjukan film mulai berkembang di Inggris. Film buatan Edison‟s pictures diduplikasi dan dijual secara besar-besaran. Sedang Edison banyak mengambil keuntungan dengan cara meniru film-film Perancis dan Inggris.
- 1895-1897 adalah masa kejayaan pertunjukan film / atau bioskop di Inggris.
- 1898 Industri film sempat menurun. Namun pemulihan kembali terasa sejak adanya konflik antara Spanyol – Amerika. Hal ini mengakibatkan banyak orang yang ingin tau perkembangan konflik tersebut mealui tayangan pertunjukan jenis berita.
- Perusahaan Passion Play membuat film tentang kehidupan Jesus yang memulihkan kembali daya tarik perfilman Inggris.

- 1898 Industri film Amerika mengalami kestabilannya, karena banyak film-film dipertontonkan di bioskop vaudeville.
- American Mutoscope Company menjadi salah satu perusahaan yang terbesar di Amerika. Berubah nama menjadi American Mutoscope & Biograph (AM&B).
- 1897, American Vitagraph oleh Stuart Blackton dan Albert Smith sebagai perusahaan peiklanan yang mulai memproduksi film. Pada akhirnya mulai mencoba membuat beberapa film animasi untuk pertama kalinya di kancah dunia perfilman.
- Edwin S. Porter dan Edison‟s Mainstay terus memproduksi berbagai jenis film dan mengembangkan teknis produksi film pada pertimbangan estetis dan visual.Dikenal akan ahlinya dalam membuat film fiksi, penuh fantasi, dan dapat membuat suasana yang melodramatik.
- 1904, adalah masa kejayaan film-film fiksi.
- Di negara lain seperti Spanyol ada Eugéne Promio sebagai seseorang yang mengembangkan film di negri tersebut.

BAB 2
PERLUASAN DAN PERKEMBANGAN CINEMA INTERNASIONAL. 1905 – 1912 Setelah 1905 durasi film bertambah panjang. Menggunakan banyak pengambilan gambar dengan cerita yang semakin kompleks. Masa in adalah masa perubahan yang ekstensif dalam sejarah film dan penggayaan dalam perfilman. Produksi Film Eropa Perancis: Pathé versus Gaumont
- Selama masa ini industri film Perancis masih merupakan industri film yang terbesar. Setiap filmnya selalu menjadi film yang paling sering diputar di berbagai bioskop di banyak negara. Jumlah penontonnya tidak pernah sedikit. Filmnya selalu dicoba untuk ditiru dari berbagai sisi.
- Pathé dan Gaumont menjadi dua firma yang kokoh di Perancis dengan perkembangan yang pesat.
- 1905-1906 perusahaan film Pathé dan Gaumont mencoba mengembangkan usaha dengan integrasi vertikal. Satu perusahaan dapat mengontrol produksi, mendistribusi, dan mempertunjukkan film sekaligus. Hal ini banyak juga ditiru oleh firma lain.
- 1905 Pathé memperkerjakan 6 orang filmmaker, masing-masing bisa memproduksi 1 film dalam 1 minggunya. Sehingga Pathé sangat produktif.
- 1903 – 1904 Pathé menggunakan teknik stencil untuk mewarnai rol selulosa yang menghasilkan film berwarna. teknik ini adalah teknik pewarnaan per bagian yang ingin diwarna dengan terlebih dulu membuat pola dari gambar yang diinginkan. (Color Plate)
- Selain berusaha mengembangkan integrasi vertikal, firma-firma di Perancis juga mengembangkan integrasi horisontal. Dalam hal ini adalah bagaimana mendistribusikan film, dan penyebaran pengaruh film itu sendiri.
- 1909 – 1911, firma film Perancis yang berada di Moskow menguasai perkembangan film di Rusia.
- Kejayaan Pathé dan Gaumont memicu munculnya firma lain yang berskala kecil di dunia film Perancis.

- 1910 Industri Film Perancis berjaya dan menguasai dunia. Pada saat yang bersamaan film Perancis sedang menghadapi tantangan dari Amerika yang juga sedang mengembangkan industri filmnya.
Produksi Film Italia
- Industri film di Italia perkebangannya dimulai pada tahun 1905.
- Produksi berpusat pada firma di Cines Film milik Turin Ambrosio (1905), Itala (1906).
- Film Italia banyak mengadopsi dan meniru penggayaan film Perancis, dan dipertontonkan di pameran-pameran atau pusat keramaian lainnya.
- 1910, Giovanni Pastrone membuat film Il Cadata de Troia (The Fall of Troy) yang sangat sukses di pasaran. Film inilah yang memicu kemunculan trend baru di negara Italia yang lebih mengkhususkan diri dalam produksi film epik yang bermodal mahal.
- 1909 Salah seorang sutradara yang sangat terkenal adalah André Deed.
Denmark
- Berpusat di Copen Hagen dan Ole Olsen sebagai pelaku utama industri.
- 1906, membentuk perusahaan produksi Denmark yaitu “Nordisk”.
- 1907, Lion Huntmembuat film fiksi juga membuat film tentang safari. Film safari ini sangat terkenal karena merupakan film pertama yang berani menyorot adegan gerak dari seekor singa betulan.
- Ole Olsen juga membuat rumah produksi film yang terbuat dari kaca. Material kaca yang transparan dapat menyinari dan memberikan cahaya matahari untuk pengambilan gambar indoor.
- Asta Nielsen adalah seorang artis yang terkenal.
- Hingga Perang Dunia 1 Denmark pada akhirnya menghentikan distribusi filmnya ke luar negri.
Negara-negara Lain Produksi film di Jepang juga berkembag pesat sejak 1908. Jepang memiliki gayanya sendiri karena setiap peran akting yang ada dipengaruhi dari budaya seni peran Kabuki ciri khas Jepang. Sedang di Jerman, industri film lokal tidak berkembang hingga tahun 1913. Hal ini dikarenakan sebelumnya firma film Pathé dari Perancis telah menguasai industri perfilman Moskow.

PERJUANGAN UNTUK MEMPERLUAS DAN MENGEMBANGKAN INDUSTRI FILM AMERIKA Sebelum Perand Dunia I terpecah, industri film di Amerika belum menguasai industri film dunia.
- 1905 – 1912 adalah masa dimana banyak tumbuhnya produser Amerika, perluasan distribusi dan maraknya eksibitor film. Tempat yang terkenal adalah Vaudeville theaters.
The Nickelodeon Boom
- 1905 Amerika memulai industri perfilmannya dengan munculnya teater lokal. Disini pula Nickelodeon menampilkan film-filmnya.
- 1905 – 1907 Nickelodeon berkembang di pertunjukkan di bioskop. Menampilkan program pendek berdurasi 15 menit, dan masuk dalam genre naturalis. Penampilan Nickelodeon sangat disukai karena sering diiringi backsoud musik yang bisa didengarkan melaui phonograph atau terkadang diiringi piano secara langsung. Nickelodeon mampu menghasilkan 3 program berbeda tiap minggu yang berarti sama dengan 450 judul tiap tahun.
- Di saat yang sama Amerika tetap banyak mengimpor film dari luar negri.
- Laemmle pendiri Universal Studio membuka Nickelodeon pertama di Chicago pada 1906.
- The Warner Brothers memulai usahanya sebagai perusahaan eksibitor nickelodeon. Para mantan eksekutif Nickelodeon banyak mendirikan perusahaan dan karya yang berjaya hingga sekarang.
- Louis B. Mayer sebagai salah satu pendiri MGM film (Metro – Goldwyn – Mayer) mendirikan bioskop di Haverhill, Massachusetts.
- Adolph Zukor pendiri Nickelodeons selanjutnya memimpin Paramount Pictures.
- William Fox mendirikan 20th Century Fox. Para eksekutif inilah yang pada nantinya memperkuat formasi dari struktur perfilman Hollywood hingga dapat menguasai pasar dunia.
Persaingan Perusahaan Major dengan Perusahaan Indie (Indipendent) 1907 – 1908
- Edison vs AM&B. Diawali dengan adanya tuntutan dari Biograph Association of License yang mengharuskan produksi film yang berlisensi saja yang dapat

didistribuskan. Hal ini membuat kecemburuan yang membuat dua jenis perusahaan indie vs major berseteru.
- 1908. Keadaan mampu berangsur pulih dengan didirikannya Motion Picture Patents Company (MPPC) yang meminimalisasikan film import untuk memperbanyak penikmat film di Amerika. Sekaligus memperluas jumlah lahan film Amerika yang dapat didistribusi dan dinikmati oleh rakyatnya sendiri.
- MPPC juga mengontrol aspek produksi, distribus dan eksibisi film karya Amerika secara keseluruhan.
- Eastman Kodak hanya mau menjual rol filmnya kepada MPPC, ditambah dengan uang ekstra dari MPPC untuk pelayanan eksklusif Kodak.
- MPPC membentuk sistem oligopoli di AS. Jadi hanya sedikit pengaruh perusahaan luar negri untuk menguasai pasar di AS. Perusahaan kecil yang ada di Amerika yang bukan anggota MPPC harus membayar pajak tertentu.
- 1909 MPPC menjadi perusahaan yang tangguh dn menjadwalkan pertunjukkan film secara berkala.
1909 – 1915
- Ada 8000 teater di Amerika, tapi hanya 2000 yang patuh membayar pajak dan tidak membeli lisensi pada MPPC. 2000 teater inilah yang kemudian disebut teater indie.
- April 1909 Carl Laemmle yang menjalankan distribusai terbesar di Amerika. Ia mengembalikan ijin lisensinya ke MPPC. Lalu mendirikan Independent Motion Picture Company (IMP) yang nantinya menjadi basis dari Universal Studio.
- Perusahhan indie lain adalah Solax (oleh Alice Guy Blache), New York Motion Picture Comp. (Thomas H. Ince sbagai produser penting di masa 1910).
- 1909 &1911 MPPC mulai menuntut studio-dtudio yang tidak memakai lisensi darinya. Namun keseluruhan tuntutan yang dilancarkan tidak pernah berbuah hasil. Hal ini semakin menunjukkan kesalahan manajemen di tubuh MPPC.
- 1910 banyak anggota MPPC mendirikan perusahaan oligopoli baru yang lebih baik. Pada akhirnya dapat mendasari berkembangnya industri film Hollywood.
Tekanan Sosial dan Self Censorship
- Pemerkosaan dan Perampokan
- Berawal dari Nickelodeon Boom yang sering mempertontonkan pemerkosaan dan pembunuhan. hal tersebut memicu tekanan sosial dari masyarakat karena dampak negatif yang dapat ditimbulkan.

- Akhir 1908 Gubernur negara bagian New York menutup banyak kota yang mempertontonkan Nickelodeon. Badan Penyensoran Film pada bulan Maret 1909 mengajukan hal ini agar dapat disetujui sebagaiperaturan negara. MPPCmendukung pergerakan ini secara finansial.
- 1915 adalah tahun dimana pemerintah Amerika menyetujui ajuan hukum sensor pada film.
- MPPC dan firma indie pada akhirnya berusaha merubah image film yang mereka produksi. Mereka banyak memproduksi film yang lebih berkelas dan prestisius. Film-film tersebut ditujukan untuk kelas menengah keatas. Film-film ini banyak menceritakan tentang sejarah (The Fall of Troy), tidak lagi seputaran slapstick atau tema kejahatan. (Self Censorship)
- Berubahnya tema perfilman secara keseluruhan, merubah kelas penonton yang menjadi lebih tinggi. Perubahan ini menuntut perbaikan bioskop menjadi lebih nyaman untuk digunakan oleh masyarakat tingkat atas.
- Nickelodeon terus beroperasi di masa 1910-an. 1908 Nickelodeon mulai membangun bioskop yang lebih luas dan lebih besar daya muatnya.
Pertumbuhan Baru Daya Tarik Film Image film yang berbeda sejak penyensoran diwajibkan, mempengaruhi durasi film yang diproduksi. Hadirlah Multireel film yang menguasai pasaran. Pada akhirnya lama tidaknya durasi yang ditampilkan menjadi unit penilaian dan bahan pertimbangan layak atau tidaknya film tersebut ditonton dengan bayaran mahal. Sistem Pemeran (Artis) Film
- Bioskop awalnya menjual film berdasarkan „merek‟ perusahaan yang memproduksinya. Penonton menentukan dan memilih film produksi Edison, Vitagraph atau Paté picture yang jadi pilihannya.
- Pada awal perkembangan film, tidak ada yang namanya credit title. Sebelum 1908 aktor harus sering sekali main film agar dapat terkenal dan familiar wajahnya diantara penonton. Aktor atau aktris memiliki julukan masing-masing. Seperti „The Biograph Girl„untuk Florence Lawrence dalam filmnya Biograph Girl.
- 1909, penonton meminta untuk menghadirkan nama dari bintang yang paling sering main film dan terkenal begitu juga sutradaranya.
- 1910, beberapa firma merespon permintaan penonton. Terciptalah credit title yang membngkitkan nama aktor. Bahkan tak sedikit firma yang mengekploitasi aktor untuk

publikasi filmnya. Dampak lain adalah tingginya tarif aktor tersebut ketika sudah dikenal masyarakat banyak.
Terbentuknya Hollywood sebagai Ikon Film AS
- Film Amerika ada di New Jersey dan New York. Beberapa produser lain tersebar di Chicago (Selig, Essanay), Philadelphia (Lubin), dan di Amerika bagian Timur dan barat daya.
- Dalam produksi sebuah film cuaca menjadi faktor penting penentu kualitas. MPPC pada 1908 – khususnya winter- mengirim unit produksinya dari New York ke Florida, dan banyak sekali dari Chicago digiring ke bagian barat yaitu Los Angeles.
- 1910-an Los Angeles berubah menjadi pusat produksi. Produksi film di Los Angeles menghailkan gambar yang jernih karena cuaca disana yang kering. Shooting outdoor yang dilakukan nampak lebih baik dan naturalis. Akhirnya banyak produser menghabiskan produksinya di LA sepanjang taun tanpa kembali ke New Jersey atau kota induk perusahaannya.
- Suburb Hollywood adalah sebuah daerah dimana menjadi tempat berkumpulnya pendirian studio cabang tadi. Lama kelamaan menjadi ikon film Amerika. Walaupun rata-rata kantor pusat masih berinduk di New York.
- 1912 MPPC memonopoli pasar perfilman.
Mutu Pertunjukan
- Awalnya film seringkali menampilkan akting aktor secara full body.
- Demi kepentingan penyajian cerita yang lebih menarik sudut pandang pengambilan gambar dilakukan lebih variatif. Tidak lagi panorama yang selalu menjadi andalan. Mimik wajah aktor mulai di zoom lebih dekat agar lebih bisa membangkitkan emosi menjadi satu bagian yang paling penting dari sebuah akting.
Credit Title
- Pada masa film bisu credit title adalah halaman bertulisan yang berguna menjadi: Expository Titles yang merupakan kesimpulan dari apa yang akan diliat, mengkondisikan situasi berpikir.
- Dialogue Titles memfokuskan pada penerangan perasaan psikologis karakter.
- 1914 menampilkan credit titles seiring dengan penampilan gambar. Menghadirkan nama-nama penting para pemeran beserta sutradara. Kini berkembang menjadi seluruh

informasi tambahan yang menerangkan subjek atau materi(lagu pengiring) di balik layar.
Angle kamera dan Akting.
- Sebelum 1908 figur selalu berada di tengah layar. Pengambilan gambar dilakukan dari jarak 12-16 kai yang bisa menampilkan keseluruhan badan karakter.
- 1909 angle diambil dari jarak lebih dekat yaitu 9 kaki. Bertujuan untuk membaca mimik wajah karakter hingga panggul. Pelopor dari angle ini adalah firma produksi Vitagraph.
- Griffith adalah seorang sutradara pionir yang memulai pelatihan akting bagi pemeran film. Pelatihan ditekankan pada gestur tubuh dan mimik wajah. Karya pertamanya adalah “The Painted Lady”. Gestur pada pantomim terus dikembangkan dan masih digunakan hingga sekarang.
- 1911, adalah masa dikembangkannya sudut pandang tinggi dan rendah (pan and tilts). Mulai dipakai juga tripod kamera dengan bagian atas yang bisa berputar yang memungkinkan pengambilan gambar pan and tilts. Teknik ini menjadikan gambar aksi menjadi lebih terfokus (dalam adegan kejar-kejaran), aksi karakter lebih jelas dan terbaca arah bicaranya atau arah lari dan berjalan. Teknik ini memunculkan juga teknik reframing. Reframing ini menjadikan penonton dapat melihat point of view karakter. (dapat melihat apa yang aktor lirik)
Warna Pathé kembali menjadi pelopor dalam bidang warna ini. Teknik awal yang dikembangkan adalah teknik stencil pada lembar proyeksi (tint color) yang akhirnya ditiru banyak orang. warna juga menjadi daya tarik utama dalam sebuah film. Set design dan Pencahayaan 1905 – 1912 Set shooting dikerjakan didalam ruang kaca yang memudahkan untuk pengambilan gambar outdoor yang baik. Awal Nickelodeon era set berkembag dengan membuat latar yang dilukis secara teatrikal, dan digabung dengan objek set tiga dimensi lainnya. Beberapa tahun setelah itu ada yan mengembangkan set 3 dimensi yang menyerupai wujud aslinya baik dari bahan maupun ukuran. Pencahayaan sendiri berkembang yang awalnya hanya menggunakan lampu tunggal yang memusat hingga pada akhir tahun 1910 efek cahaya mulai dipertimbangkan secara estetis.

Munculnya Teknik Editing
- Ada banyak faktor munculnya teknik Editing dalam produksi film:
 Awal 1904 silent film memunculkan penjelasan naratif yang tidak efektif dan tidak komprehensif menyampaikan pesan pada penonton.
 Banyaknya jenis peralatan film yang diciptakan banyak penemu. Banyaknya trial dan error dalam produksi film, yang membuat rol film banyak terbuang percuma.
- Akhirnya pada 1917 munculLah teknik aditing berdasarkan masalah di atas. Namun editing yang tidak dikerjakan dengan baik akan membuat buruk flowing tampilan gambar, bisa merubah cerita, flow tidak memiliki kontinuitas.
Sistem Kontinuitas dalam Editing Ada 3 jenis dalam teknik editing:
1. Intercutting (parallel editing and crosscutting). Fokus pada akhir tampilan gambar yang mengandalkan kecepatan, seperti halnya dalam adegan kejarkejaran. Lagi-lagi Pathé lalu D.W. Griffith ayng menjadi pelopor teknik editing yang diluar kebiasaan. Satu contoh adegan kejar-kejaran yang ada aktor berlari menjadi lebih pendek durasinya tanpa menghilangkan cerita yang ingin disampaikan. Editing difokuskan pada pengamilan gambar yang penting seperti mimik wajah, kaki berlari, arah dan lainnya secara lebih ringkas.
2. Analytical Editing merupakan salah satu eknik editing yang memecahkan masalah jeda antara dua frame pengambilan gambar. Pada mas Nickelodean era dikembangkan teknik ini biasa disebut insert. Bertujuan untuk mempermulus flow, menghindari kebingungan penonton.
3. Contiguity adalah teknik untuk menghindari framing yang selalu sama, juga adegan yang lama agar tidak bosan. Sistem 180o, atau teknik potongan gambar yang membentuk point of view shots.Teknik ini dikembangkan oleh Pathé.
Gaya Internasional Gaya atau teknik dalam produksi film pada masa awal perkembangannya (1904 – 1908) hampir sama di seluruh bagian benua. Hal ini dikarenakan perputaran informasi juga peralatan yang masih dilakukan serempak. Perputaran film antar negara sangat sering dan saling mempengaruhi. Pada tahun 1912 teknik produksi film sudah mulai dieksplorasi.
Adanya gangguan Perang Dunia 1, membuat sirkulasi film juga informasinya menjadi terputus antar negara. Kebangkitannya kembali pada tiap negara melalui pendekatan yang berbeda. Sejak itu tiap negara mengembangkan gayanya masing-masing sesuai dengan

segala kondisi yang mempengaruhi di negaranya. Sehingga bisa dilihat sekarang gaya asli tiap negara yang masing-masing bias menonjol. BAB 3 CINEMA AMERIKA. GAYA KLASIK HOLLYWOOD DAN PERANG DUNIA 1 1913 – 1919.
Beberapa tahun sebelum PD 1 sebetulnya adalah masa dimana film seang dalam puncak kejayaannya. 1913 film seri sudah mulai menjadi bentuk yang paling utama pada saat itu.

Bahkan untuk mempermurah biaya pekerja diciptakan pula film animasi. Bentuk dan gaya film dapat dilihat umum dan masih dalam satu tipe. agustus 1914 PD 1 dimulai. 1916 AS menjadi supplier utama distribusi film di pasar dunia. PENGAMBILALIHAN PASAR FILM DUNIA OLEH AMERIKA SERIKAT Berbagai perusahaan Amerika mengembangkan bisnisnya dengan membuka agen distribusi di kota-kota Eropa. Vitagraph adalah salah satu pelopor yang membuka agen distribusi pertama di Eropa tepatnya di kota London (1906) lalu cabang keduanya di Paris. 1909 firma lain mengikuti jejak Vitagraph dengan terus membuka agen distribusi di berbagai negara, kondisi ini terus berlajut hingga tahun 1920an. London menjadi pusat distribusi film AS. Banyak perusahaan Inggris yang menjadi agen distribusi, dimana hal ini melemahkan pasar film Inggris sendiri. 1911 film Amerika menguasai 60-70% film Inggris. AS juga berhasil menguasai pasaran Jerman, New Zealand, Australia. Pertengahan 1910-an film AS berhasil secara domestik dan kembali mampu mengekspor filmnya. Dengan adanya PD 1 Hollywood berhasil menguasai pasar global. Holly wood memiliki peluang untuk memasuki pasar luar negri. Permulaan perang adalah awal kemunduran industri film Perancis. Studio film juga pabrik pembuat peralatan film diubah menjadi pabrik amunisi dan barak peperangan. Begitu juga industri film di Italia. Pada 1916, ekspor film Amerika Serikat meningkat tajam. Mereka mulai memasarkan film mereka sendiri ke luar negri tanpa melalui agen.. Perluasan distribusi ini meiputi Amerika Selatan, Australia, Eropa hingga ke Timur Jauh. Film Amerika bahkan menguasai pasar film Australia dan New Zealand hingga 95%. Pasca perang industri film AS melanjutkan kepemimpinannya secara besar-besaran karena perekonomian dunia. Berdasarkan logika sebuah film yang baik dan eksklusif juga membutuhkan budget yang ekstra besar. Bidget yang kecil berarti nilai penjualan yang rendah dan kurang penggemar. Dari sejak itu set film yang besar dan masif, kostum-kostum terbaik, dan peralatan pencahayaan yang diperbanyak menajdi hitungan film yang baik. Bayaran aktor pemeran pun ikut meningkat, sepeti Mary Pickford dan William S. Keadaaan seperti ini membuat nilai produksi film Amerika sulit tersaingi. BANGKITNYA CINEMA NASIONAL

Industri film yang tadinya merupakan sebuah issue Internasional yang bisa diasimilasikan secara cepat, namun setelah PD1 keadaan itu tidak terulang lagi. Hal ini disebabkan karena perkembangan setiap negara pada masa perang jauh berbeda satu sama lain. Tak heran pertukaran informasi menjadi sulit untuk dilakukan. Namun sisi baiknya adalah adanya national distintive yang membuat film sebuah negara memiliki keunikan masing-masing. JERMAN Awal 1910, banyak orang yang memprotes bahwa film adalah sesuatu yang amoral akibat tema kejahatan yang selama ini disajikan. Pemboykotan pun terjadi. Pada 1912 industri film Jerman tidak signifikan karena reputasinya yang rendah. Akhir 1912, pemboykotan dihentikan. Para pelaku film sudah melegalkan produksi film secara hukum. Seiring dengan itu para pelaku produksi film berusaha menyelaraskan diri dengan membuat literatur film yang lebih elegan dan pretisius. Jerman sangat terkenal dengan Autorenfilm-nya. Autorenfilm adalah film yang kaya akan efek visual dengan efek-efek lain layaknya film d’art dari Perancis. Film yang pertama adalah 1st Der Andere („The Other‟ 1913, Max Mack) dibintangi Albert Bassermann. Lalu ada Die Landstrasse (“The Country Road”, 1913, Paul Von Woringen) yang dianggap sebagai film luar biasa memuaskan dalam segi teknik eksplorasi teknik dan ekspresi sinematik teknik. Autorenfilm yang paling terkenal adalah Dtudent of Prague (1913, Stellan Rye), diadopsi dari penulis Hanns Heinz Ewers dan dibintangi Paul Wegener yang akhirnya menjadi bintang besar. Elemen fantasi yang menabjubkan menjadi daya tarik utama film ini sekaligus menjadi daya tarik perfilman Jerman. Daya tarik ini semakin berkembang lagi pada masa pergerakan German Expressionist. Autorenfilm sangat diminati dan disanjung namun produksinya menuurn pada 1914. Meskipun begitu industri film Jerman terus berproduksi bahkan mengekspor. Pemain blonde Henny Porten adalah aktris dengan kecantikan khas Jerman yang ikut menyukseskan ekspor film Jerman. Henny Porten berhasil terkenal di seluruh dunia pada 1920-an.Lalu ada Asta Nielsen yang juga terkenal berasal dari Jerman meskipun ia adalah orang Denmark. Akting Asta Nielsen cukup berpengaruh pada perkembagan gaya berakting di perfilman negara lain. ITALY
Italy masih memgang ciri khasnya dalam meproduksi film jenis epik kolosal. Pada 1913 Enrico Guazzoni‟s Quo Vadis? adalah salah satu yang terkenal diikuti dengan film

Cabiria. Cabiria adalah salah satu film yang paling berpengaruh hingga muncul “Cabiria Movement”. Teknik produksinya enjadi umum ditiru pada masa 1910-an. Sedang jenis film Italia yang bangkit karena aktor pemerannya adalah jenis film divas (“goddesses”). Sebuah film penuh hasrat dengan seting kalangan aristrokat. Film ini adalah sebuah film yang mendapat pengaruh dari Asta Nielsen Jerman. Film ini memakai seting yang mewah, fashion yang indah dan tentunya katris yang cantik. Aktris pemerannya yang terkenal diantaranya adalah Mario Caserini dalam Mon l’amor mio mon muore! (but my love does not die!). Ada pula Francesca Bertini dalam Assunta Spina (Gustavo Serena, 1915). Jenis film yang serupa dengan jenis divas adalah jenis „strongman‟. Menampikan pria kekar berotot, dengan wajah tampan. Bedanya sting film tidak mengambil seting masa lalu. Film jenis ini mengalami kemunduran sementara pada 1923. Pada tahun 1957 kembali bangkit dengan tema yang dibedakan, dan disebut peplum film, atau epik heroik. Salah satu contohnya adalah Hercules yang menampilkan pahlawan tampan nan kekar dengan kulit kecoklatan. Kebangkitan film Italia banyak dibantu oleh Unione Cinematografica Italiana (UCI). tetapi kesalahan manajemennya membuat keadaan industri semakin menurun pada 1920-an. RUSIA Perkembangan industri film di Rusia mirip dengan Jerman yang sama-sama memunculkan national distinctive di negaranya. Sebelumnya Rusia didominasi oleh film-film produksi Pathé. Pada tahun 1907 didirikanlah sebuah studio yang dapat bersaing baik oleh A. O. Drankov seorang fotografer. Lalu firma kedua adalah Khanzhonkov yang didirikan tahun 1908. Pada masa 1910-an eksibisi dapat meluas, dan firma lain pun marak bermunculan. Pada 1914 Rusia sudah memiliki industri film yang berjalan baik dan sehat meskipun masih dalam cakupan kecil. Akhir Juli demi persiapan perang, banyak firma yang ditutup, begitu juga kantor-kantor film dari Jerman atau negara lain. Dengan menurunnya kompetisi berdirilah firma baru Rusia yaitu Yermoliev Firm. Selama era baru ini Rusia banyak melakukan teknik pendekatan baru dalam membuat film. Mereka mengeksplorasi sisi melankolik dari sebuah seni film. Orang Rusia dikenal sangat menyukai film-film yang berakhir tragis. Mereka menganggap “All’s well that ends badly”. Sungguh sebuah pernyataan yang terbalik dari kebiasaan cerita film lain. Ditambah dengan akting yang berkarakter kuat dan khas. Tidak ada akting yang meniru Asta Nielsen, dan tidak bisa dibandingkan pula dengan akting para diva Italia.

Evgenii Bauer dan Yakov Protazanov adalah sutradara yang mahir membuat cerita ekstra melodramatik. Bauer adalah seorand desainer set di awal 1912. Film karya Bauer berciri set yang detail dan penuh, dengan sidepencahayaan yang unik, serta pola pengambilan gambar yang kompleks. Sedang Protazanov mengawali debutnya di tahun 1912, bekerja untuk Yermoliev. Beliau mampu menghasilkan film menyentuh hasil adaptasi karya tulis Pushkin dan Tolstoy. Kemampuan mengadptasi dari sebuah karya mahal seperti Father Sergius (novel Tolstoy) yang membuat karyanya begitu prestisius. Pada 1916 film industri Rusia berkembang menjadi 30 anak firma. Di tahun 1917 dengan adanya Bolshevik Revolution membawa industri film Rusia menggapai kestabilan. Dampak revolusi ini sangat terasa pada era 1920-an. PERANCIS Di tahun 1913 Pathé sebagai produser tebesar Perancis banyak mengatasi persaingan dari berbagai negara. Di berbagai negara Pathé menghadapi saingannya dengan banyak firma independen. Di Amerika Pathé keluar dari anggota MPPC dan membuat film independen, berusaha menyaingi produksi film indie. Pada 1919 produksi Pathé yang fokus pada film seri dan film pendek membuat filmnya tersingkir di Amerika. Berbeda dengan Pathé, Gaumont justru makin mengembangkan diri tepat di tahun sebelum PD 1. Dua sutradara terbaik Gaumont yaitu Léonce Perret dan Louis Feuillade membuat karya terbaik mereka di tahun ini. Mereka terkenal dengan karya cinematografi yang sangat indah, termasuk loksi pengambilan gambar yang tepikirkan matang, beserta backpencahayaan yang semakin menambah keindahan visual. Meeka terkenal ahli mengeksplorasi kemungkinan film berekspresi dalam teknik-teknik yang dicobanya. Perret dikenal dengan film melodramatik seperti L’enfant de Paris (Child of Paris, 1913), Roman d’un Mousse (Tale fo a Cabin Boy, 1914). Feuillade meneruskan film seri natural “La vie telle qu’elle est” (Life as It Is). Karya utamanya ada pada format baru sebuah film seri. Dibalik keberhasilan film produksi Pathé dan Gaumont, mereka sama sekali tidak memonopoli pasar domestik. Mereka membiakan firma-firma kecil berkembang dengan sendirinya. Semua kegiatan berhenti begitu PD 1 dimulai. Akhir 1914 beberapa firma kembali dibuka. Awal 1915 produksi kemabli dibuat dengan terbatas. Banyak firma membuat film fiksi kepahlawanan seperti Méres Français (“French Mother”, 1917, René Hervil and Louis Mercanton).

Setelah perang Pathé fokus pada memproduksi kembali film-film untuk sayap di Amerika. Selama 1917 film Amerika hampir 50% menguasai perfilman Perancis. Bagaimana Pernacis melawan kembali penguasaan pasar Amerika akan dibahas pada bab berikutnya. DENMARK Selama PD 1 berlangsung, perfilman Denmark menjadi salah satu negara yang mengekspor filmnya ke berbagai negara. Produksi film Denmark tidak banyak terganggu karena posisi negaranya yang netral selama perang. August Blom salah satu sutradara teratas dari Nordisk menciptakan karya Atlantis (1913) yang terinspirasi dari kecelakaan Titanic. Forest Holger-Madsen dengan karya The Evangelist (1914) yang menampilkan drama menyentuh. Film-film Denmark dikenal dengan gaya khas dari pencahayaan, jalan cerita, seting interior yang realis, penggunaan lokasi urban natural yang tidak biasa, intensitas akting yang natural, dan kepenuhan ekspresi akan gairah takdir yang manusiawi. SWEDIA Di tahun 1912 Swedia secara tiba-tiba memulai memproduksi film yang inovatif nan unik. Hebatnya seluruh film yang ada hanya diproduksi oleh tiga orang sutradara yang ada. Mereka adalah Georg af klerck, Mauritz Stiller, Victor Sjostrom. Sayangnya film Swedia tidak begitu banyak memberikan pengaruh di pasar luar karena rendahnya budget untuk produksi dan distribusi. Film Swedia sangat khas karena selalu memakai karakteristiknasionalnya. Dimulai dari pemilihan tempat/ daerah, kostum dan lainnya yang tidak melupakan kebudayaan nasionalnya. Firma Swedia yakni Svenska Biografteatren berdiri pada tahun1907. Berada di Kristianstad lalu pindah ke kota yang lebih besar dekat Stockholm pada tahun 1912. Svenska sebetulnya adalah sebuah rantai bioskop. Dengan datangnya Charles Magnuson dan Julius Jaenzon firma berubah menjadi sebuah studio produksi film. Georg Af Klecker ahli membuat komedi, thriller kejahatan, juga drama dengan cerita yang nyaris konvensional. Keunikannya teletak pada sudut pandang landscape, pencahayaan, dan variasi framing. Klecker, Stiller dan Sjostrom terus bekerja memproduksi fil untuk Svenska. Menyutradarai, menulis naskah juga berakting sekaligus. Victor Sjostrom menampilkan komedi “Graal‟s Best Film (1917) dengan penulisan naskah yang eksentrik. Sedang film Stiller yang paling dikenal adalah Sir Arne‟s Treasure (1919) yang menghadirkan tragedi berlatar belakang jaman Renaissance. Ada juga “Erotikon” (1920) yang menghadirkan komedi seks yang hebat.

Secara umum cinema Swedia dikenal sebagai alternatif utama setelah Hollywood pada pasca perang. Ironisnya ketenaran film Swedia di luar negri justru menghantarkan film Swedia menuju kehancuran. Kemahsyuran Sjostrom dan Stiller tercium hingga Hollywood hingga mereka direkrut untuk pindah bekerja dari Svenska. Tidak ada yang bisa menggantikan kehebatan mereka. Banyaknya pesaing yang ada di pasar internasional membuat Svenska tidak mampu bersaing. Setelah tahun 1921 produksi film di Swedia terhenti begitu saja. CINEMA HOLLYWOOD KLASIK The Motion Picture Patent Company telah mendominasi pasar Amerika sejak 1908-1911. Tapi telah kehilangan kekuasaannya setelah ada putusan pengadilan mengenai penjualan hak paten Latham-loop ternyata hanyalah sebuah masalah yang dibesar-besarkan. Setelah itu bayak firma independen bergabung dan membuat ikatan baru. Pembentukan Studio-studio Mayor Carl Laemmle yang melawan MPPC adalah seorang yang berjasa mendirikan Universal Film Manufacturing Company. Pada tahun 1913 ia mencapai kekuasaan untuk mengontrol, dan di tahun 1915 ia membuka Universal City. Sebagai studio yang menggabungkan produksi dan distribusi. Juga di tahun 1912. Adolph Zukor membentuk Famous Players untuk mengeksploitasi star system semacam agensi untuk pemeran film. Famous Players di tahun 1914 menggabungkannya dengan Paramount bersama W. W. Hodkinson. Sebuah kerjasama dimana Paramount mendistribusikan film Famous Players. Jesse L. Lasky Feature Film Company juga mendistribusikan filmnya melalui Paramount. Tahun 1916 Zukor mengambil alih Paramount, dengan menggabungkan Jesse L. Lasky Feature Film Company dengan Famous Players. Inilah satu cara untuk membuat sebuah perusahaan menjadi semakin besar. Tahun 1913 Sam, Jack dan Harry Warner berubah pekerjaan dari menampilkan film ke pendistribusian dan mendirikan Warner Bros. Warner Bros memulai produksinya di tahun 1918 hingga 1920-an meskipun masih skala kecil.
William Fox yang mempunyai firma di bidang distribusi, produksi dan eksibisi membuat Fox Film Cooperation dengan menggabungkan ketiga perusahaannya menjadi satu kesatuan. Firma barunya ini menjadi salah satu yang terbesar di tahun 1920- adalah alasan nama firma ini dirubah menjadi 20th-Century Fox. Tiga firma lain yang bergabung

menjadi satu adalah Metro (1914), Goldwyn dan Mayer (1917) menjadi sebuah firma besar yaitu MGM (1924). Paramount yang memonopoli tampilan bioskop dengan block booking (2 program per minggu) menghadapi tantangan besar. Tahun 1917 grup eksibitor menolak taktik monopoli ini. Mereka membentuk First National Exhibitors Cicuit. Zukor merespon situasi ini. Ia mengatur strategi dengan membeli banyak bioskop untuk perusahaannya sendiri di tahun 1919. Tidak ada negara lain yang memiliki sistem sebuah studio seperti Amerika Serikat. Mengontrol Pembuatan Film Mengontrol produksi film perlu ada pembagian kerja yang terstruktur. Pada 1914hampir seluruh firma besar membagi pekerjaan dan tanggungjawab menjadi beberapa bagian. Bagian itu antara lain; sutradara yang bertanggungjawab pengambilan gambar/ syuting dan produser yang mengawasi jalannya produksi keseluruhan. Para pekerja film juga dibagi menjadi beberapa bagian ahli. Departemen skenario adalah yang mengerjakan penulisan dari mulai plotting, dialog, dan intertitles. Sebuah naskah yang menajdi pegangan semua praktisi adalah continuity script. Berisi tentang pembagian pengambilan gambar/ take action, jumlah pengambilan gambar. Naskah ini bisa mengestimasi jumlah uang yang akan dikeluarkan sebuah produser. Continuity script pun berfungsi untuk menyambungkan komunikasi antar praktisi tanpa harus berbicara satu sama lain. Di skrip tersebut sudah jelas apa yang harus didesain seorang set desainer, hingga pekerjaan bagian editing. Pengambilan gambar dalam editing harus disamakan dengan jumlah shot yang diminta dalam skrip. Maka sebuah film yang memiliki continuity akan tercipta. Akhir 1910-an didirikan studio „gelap‟ karena tidak lagi menggunakan rumah kaca. Dari sinilah kegunaan lampu elektrik semakin meningkat. Set outdoor yang besar bisa juga dibangun sedemikian rupa dan dirancang untuk bisa didekorasi ulang; untuk menghemat biaya. Sejak pembagian yang jelas dalam setiap bidang praktisi, muncul pula firma produksi yang menspesialisasikan diri untuk memproduksi jenis film tertentu. Hal ini dibuat agar pekerjaan bisa lebih terfokus. Pembuatan Film Amerika di tahun 1910-an. Amerika menciptakan teknik „point-of-view‟ shots. Namun dengan fleksibilitas yang jauh lebih tinggi. Penggunaan shot/reverse-shot sudah jarang dipakai saat awal 1910-an. Pada pertengahan 1910-an, para filmmaker bereksperimen dengan efek pencahayaan.

Sedang cerita di film Amerika pun memiliki garis besar yang hampir sama. Selalu ada tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis biasanya memiliki tujuan atau pencapaian yang harus dilakukan melalui usaha yang berliku. Ceritanya memiliki dua plot dalam satu waktu. Seperti cerita perjuangan pahlawan yang diberi sentuhan kisah romantis. Ketegangan biasa muncul pada saat terdesak atau saat-saat terakhir, atau penyelamatan nyawa pada waktu yang sempit. FILM DAN FILMMAKER Sejak permunculan film yang berdurasi lama hingga 75 menitdi tahun 1915, para studio produksi berlomba untuk mengontrak aktor maupun aktris dengan kontrak jangka panjang. Seperti yang terjadi pad Mary Pickford dan Charles Chaplin yang membuat ribuan bahkan puluhan ribu film yang dibuat dengan lama kontrak bisa mencapai 1 dekade. Thomas H. Ince dan D.W. Griffith. Thomas H. Ince memulai karirnya dengan meyutradarai banyak film pendek di awal 1910-an. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Civilitation. Film ini merupakan film yang mengandung pesan perdamaian tepat saat tahun sebelum Amerika mengikuti perang dunia. Film ini mencoba menyampaikan bahwa perang adalah suatu tindakan yang amoral. D. W. Griffith di tahun 1913 meninggalkan Biograph Company. Filmnya yang kontroversial adalah The Birth of a Nation. Ide film tersebut berawal dari masalah rasis. Banyak orang kulit hitam menganggap bahwa film tersebut membawa isu sekaligus doktrin yang membentuk kebencian terhadap warga kulit hitam. The National Association for the Advancementof Colored People (NAACP) menekan badan sensor New York untuk menghapus sebagian gambar yang cenderung offensif. Berawal dari masalah ini warga kulit hitam terdorong untuk ikut membuat film yang bisa melawan hal yang berbau rasis seperti ini. Pada film Griffith berikutnya, Intolerace (1916), ia mencoba menghadirkan jalan cerita yang cenderung abstrak. Griffith menggabungkan empat seting bersejarah dalam satu filmnya yang berdurasi 3 ½ jam. Seting tersebut adalah jatuhnya Babilonia, masa terakhir Kristus, St. Bartholomew‟s Day Massacre terakhir adalah cerita pergerakan kaum buruh dan aktifitas kaum gangster Amerika di jaman modern. Griffith memberikan jeda yang tidak umum dalam sambungan pada setiap perbedaan seting. Ia pun membiarkan akhir potongan tiap cerita tak selesai. Hasilnya adalah sebuah film yang unik dan bisa ditafsikan bermacam-macam oleh para penikmat. Film ini merupakan salah satu inovasi dalam cinematografi nasional Amerika.

Sutradara-sutradara Generasi Baru Di tahun 1914, Maurice Tourner dari Perancis bermigrasi ke Amerika dan dikenal sebgai sutradra yang berkarakteristik. Satu film Amerika pertamanya adalah The Wishing R (1914). Di tahun 1918 ia bereksperimen menggunakan seting teatrikal modern dalam film The Blue Bird and Prun. Ia pun mampu menghasilkan film adaptasi literatur yang baik seperti Victory (1919, dari novel Joseph Conrad). Lalu karyanya yang terbaik adalah The Last of The Mohicans (1920, dari penulis James Fenimore Cooper). Ia kembali ke Eropa pada 1926. Berbeda dengan Tourner, Cecil B. De Mille mampu mengontrol studio produksinya dengan baik. Cecil menciptakan banyak film dengan berbagai variasi genre. The Cheat (1915) menggunakan pencahayaan yang selektif dan terarah. Cecil lebih membuat film dengan sangat sederhana dan tidak terlalu banyak mencari perhatian, namun tetap dengan pengarahan akting yang tidak main-main. Film-filmnya yang beredar di pertengahan 1910-an antara lain The Warrens of Virginia (1915), The Girl of The Golden West (1916), dan film tahun 1918 yaitu Male and Female, serta Admirable Crhicton. Filmnya di tahun 1920-an berubah image karena mulai menggunakan elaborsi set yang ekstravagan, dan kostum yang fashionable. Terakhir ada john Ford yang kuat pada feel di landscape yang ia pilih, serta kontinuitas jalan cerita yang jauh lebih fleksibel untuk dimengerti. Hal ini dapat dilihat di filmnya Straight Shooting (1917), Hell Bent (1918). Komedi Slapstick dan Film Western Mack Sennett adalah seorang ahli di bidang komedi slapstick. Beliau telah melahirkan Charlie Chaplin, Ben Turpin, dan Mabel Normand. Ia menghadirkan Charlie Chaplin dengan gaya komikal, dan dapat terkenal di seluruh dunia. Rival Sennettadalah Hal Roach yang memproduksi film Harol Lloyd, Lonesome Luke (imitasi Charlie Chaplin). Film western pun terus mendapat perhatian selama 1910-an. William S. Hart adalah bintang yang memasuki dunia keartisan saat umurnya 50-an. Pada 1919 ada tiga aktor paling terkenal yaitu Mary Pickford, Douglas Fairbanks, and Charlie Chaplin, mereka bergabung bersama dan membentuk United Artist bersama dengan sutradara D. W. Griffith. Firma ini bisa mengontrol produksi film sekaligus manajemen artis.

Perkembangan studio sistem Hollywood pada 1910-an menggiring Amerika menguasai pasar dunia. Perkembangan inipun berhasil menorehkan sejarah dalam sejarah cinema. Pembuatan Film Animasi Amerika Film animasi Amerika dikerjakan oleh banyak artisan, dengan satu animator utama yang menciptakan tokoh. Animator pertama adalah Émile Cohl dan Winsor McCay. Mereka memiliki asisten untuk mengerjakan drawingnya dengan menggunakan teknik tracing di atas lembaran kertas. Pada 1913 John Randolph Bray menemukan cara baru dengan membuat banyak background yang sama untuk satu latar belakang lalu melukiskan animasinya diatas gambar tersebut. Hasilnya adalah The Artist’s Dream. Pada Desember 1914, Bray mulai mengembangkan teknik penggambaran film kartun dengan dibantu Earl Hurd. Hurd memberikan ide baru. Ide tersebut adalah penggmabaran ulang tiap gerakan yang bergerak, sedikit demi sedikit. Penggambaran ini diulang pada setiap cels (selembar kertas animasi)yang berbeda. Teknik ini menghasilkan seri film animasi Hurd “Bobby Bumps” yang sangat terkenal sepanjang dekade. Pada periode yang sama Raoul Barré mengembangkan sistem slash. Teknik ini melakukan penggambaran ulang dengan mounting. Banyak kertas digabung menjadi satu dengan sejenis pin (peg). Kertas tersebut bisa dilihat secara cepat/ slash. Teknik ini memungkinkan penggambaran kartun dengan banyak artisan namun dengan gaya gambar yang persis sama. Raoul mengahsilkan “Animated Grouch Chasers” untuk Edison Company. Pada masa 1910-an film animasi sudah dikerjakan oleh firma mandiri dan menjual patennya ke distributor besar.Pada 1920-an animasi berkembang menjadi program reguler khusus untuk pengisi acara televisi. Negara-negara Kecil yang Memproduksi Film Tidak banyak sejarah yang mencatat perkembangan produksi film di negara-negara lain selain Eropa atau Amerika. Tidak ada bukti otentik untuk mencatatnya. Hanya beberapa saja yang menyimpan benda-benda sejarah film nasional untuk pencatatan sejarah. Produksi film di negara kecil pun sulit dikenal secara internasional karena budget yang rendah hingga sulit untuk distribusi ekspor. Ciri khas film dari negara seperti ini adalah mereka selalu menggunakan national subject matter. Mereka menonjolkan keunggulan budaya nasional, keindahan alam, dan gedung bersejarah. Jenis kedua adalah yang mengangkat cerita berdasarkan sejarah nasional, legenda daerah dan literatur lainnya yang sangat nasionalis.

Beberapa diantara mereka yang berhsail diantaranya:
- The Sentimental Bloke (1919, Raymond Langford) dari Australia yang berhasil menembus pasar Inggris dan AS.
- Ul Ultimo Malon (The Last Indian Attack, 1917) berdasarkan insiden bersejarah di tahun 1904.
- Willi Reilly and His Colleen Bawn (1920, John Macdonagh) dai Irlandia, yang diambil dari lagu tradisional Irlandia.
- Back to God’s Country (1919, Ernest Shipman yang menghadirkan daya tarik negara Kanada dengan sangat unik. Film ini berhasil di pasar luar negri.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More